Standar Kompetensi : Memahami
Proses Kebangkitan Nasional
Kompetensi Dasar :
1.
Menjelaskan Proses Perkembangan Kolonialisme dan
Imperialisme Barat Serta Pengaruhnya Yang di Timbulkan di Barbagai Daerah.
2.
Menguraikan Proses Terbentuknya Kesadaran Nasional,
Identitas Indonesia Dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia.
PENDAHULUAN.
Diskripsi
Kesadaran bangsa Indonesia
muncul setelah mengalami proses yang panjang, perjuangan bangsa Indonesia
menghadapi penjajah bangsa Barat, Imperialisme dan kolonialisme bangsa Barat . Sejak kedatangan mereka ke Indonesia menjadikan bangsa Indoensia
terjajah, baik secara politik, social, ekonomi maupun idiologi .
Dengan berbagai cara Imperialisme dan Kolonialsime membuat bangsa Indonesia menderita disegala
bidang serta tidak mempunyai kedaulatan. Bangsa Indonesia disegala bidang diatur
oleh pemerintahan asing.
Perlawanan demi perlawanan telah dilakukan oleh bangsa
Indonesia/kerajaaan-kerajaan diberbagai daerah , namun tidak berhasil
untuk mengusir bangsa Barat dari bumi Indonesia. Golongan cerdik pandai mulai memperjuangan
kemerdekaan dengan cara-cara mengubah
bentuk perlawanan dari perlawanan senjata dan sporadic menjadi perlawanan
politik melalui organisasi-organisasi Pergerakan Nasional, untuk itu para
cerdik pandai berusaha mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan dikalangan
masyarakat terutama golongan generasi muda.
Petemuan 1.
A. PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME SERTA PENGARUH YANG
DITIMBULKANNYA DIBERBAGAI DAERAH.
1. Faktor
Yang Mendorong Orang Eropa Mengadakan Penjelajahan.
Mengapa orang Eropa mengadakan penjelajahan Samudera dan apa kaitannya
dengan kolonialisme dan imperialisme ?
Pada akhir abad ke-16 orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan Samudera
didorong oleh beberapa factor, diantaranya :
a.
Jatuhnya
kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, akibatnya kekuasaan
perdagangan di laut Tengah dikuasai Turki Usmani dan harga rempah-rempah
menjadi mahal
b.
Kisah
perjalanan Marcopolo kedunia Timur pada abad ke-13, yaitu perjalanan kembali
Marcopolo dari negeri Cina melalui pelayaran
c.
Penemuan
Kompas ( penunjuk mata angin )
d. Semangat Reqonquesta, yaitu semangat
pembalasan terhadap kekuasaan Islam dimanapun berada. Hal ini dilakukan
setelah kekuasaan islam di Spanyol dikuasai bangsa Spanyol
Setelah mereka sampai di dunia
Timur, daerah atau Negara yang mereka
kuasai di masukan ke dalam wilayah kekuasaan mereka, karena itu mereka
dinamakan Imperialisme/kolonialisme. Semangat mereka untuk menguasai wilayah lain/negara lain dinamakan
imperialisme/kolonialisme
2.
Penjelajahan
Bangsa Spanyol
Christopus Columbus dengan bantuan tiga kapal pemberian raja
Spanyol mengadakan pelayaran ke dunia Timur untuk mencari sumber
rempah-rempah pada akdir abad ke-15.
Pada tanggal 12 Oktober 1492 Columbus tiba di kepulauan Bahama dan ia merasa
telah sampai ke kepulauan India meskipun tidak menemukan sumber rempah-rempah.
Sejak ditemukan pulau tersebut, maka banyak
pelaut-pelaut lainya berlayar sampai ke Bahama dan menalukkan daerah-daerah
sekitarnya, seperti : CORTEZ menduduki
Mexico dengan menalukan kerajaan Aztec, dan Suku Maya, PIZARO tahun 1530
menalukan kerajaan Inca di Peru. Penjelajan dilanjutkan oleh MAGELHAENS tahun
1520 sampai kepulauan Filipina dan mendirikan Tugu Peringatan ( bahwa daerah
tersebut menjadi milik raja Spanyol, sedang SEBASTIAN DI ELCANO dari rombongan
Magelhaens sampai di kepulauan Maluku tahun 1521.
3.
Penjelajahan
bangsa Portugis
Pelaut-pelaut Portugis di bawah
pimpinan BARTHOLOMEUZ DIAZ setelah perjanjian Thordesilas (1492) berusaha
menemuka dunia timur yang menjadi pusat rempah-rempah. Ia hanya sampai ke ujung
Afrika Selatan tahun 1496 karena kapalnya tidak bisa melewati gelombang ombak
yang besar. Ia memberi nama ujung Afrika Selatan menjadi Tanjung Harapan Pelayaran dilanjutkan oleh
VASCO DE GAMA dan mendarat di Kalkuta ( India ) tahun 1498. Disini
ia mendapat rempah-rempah dari pedagang untuk dibawa ke Portugis. Kemudian
ekspedisi berikutnya dipimpin ALIFONSO D’ALBUQUERQUE berhasil sampai dan
menduduki Malaka tahun 1511. Dari Malaka kemidian berlanjut ke Ternate tahun
1512. Ketika itu di Ternate sedang ada perang antaraa kerajaan Ternate dengan
kerajaan Tidore. Ternate menyambut baik Portugis dengan harapan mendapat bantuan
Portugis, karena Spanyol membantu kerajaan Tidore.
Akibat
campur tangan Portugis dan Spanyol di Malaka, maka Paus turun tangan dan
lahirlah Perjanjian SARAGOSA tahun 1521 yang berisi, antara lain : “Wilayah
kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico kea rah barat sampai ke Kepilauan
Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazilia ke arah timur
sampai ke Kepulauan Maluku”. Berdasarkan perjanjian ini maka Spanyol harus
meninggalkan Malaka untuk kembali ke Filipina.
4.
Kedatangan
Bangsa Belanda di Indonesia
Cornelis de Houtman memimpin pelayaran bangsa Belanda ke Indonesia
dan tiba di Banten tahun 1596. Dari Banten pelayaran dilanjutkan kea rah timur
dengan membawa rempah-rempah dengan jumlah yang cukup banyak dari timur.
Dengan keberhasilan Cornelis de
Houtman maka para pedagang Belanda semakin ramai datang ke Indonesia sehingga
timbul persaingan di antara mereka.
Untuk mengatasi persaingan maka pemerintah Belanda mendirikan Kongsi Dagang
yang diberi nama VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie ) tahun 1602. VOC
mendapat hak-hak istimewa dari kerajaan Belanda sehingga mendorong pusatnya
perdagangan yang dilakukan VOC dan mendesak pedagang-pedagang Portugis yang
sebelumnya melakukan monopoli perdagangan.
5.
Kedatangan
Bangsa Inggris ke Indonesia
Para pedagang Inggris di India
Timur mendirikan Kongsi Dagang yakin East India Company tahun 1600 dengan
daerah Operasi India dari Calcuta EIC meluaskan wilayah perdagangannya ke Asia
Tenggara dan menyaingi VOC di Indonesia pada abad ke 18. Sejak Belanda menjadi
Sekutu Perancis, Inggris mengancam kedudukan Belanda di Indonesia.
Dari Calcuta, Gubernur Jenderal
Lora Minto mengirim ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah yang dikuasai
Belanda di Indonesia. Hasilnya THOMAS STAMFORD RAFFLES tahun 1811 merebut
seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
Namun sesuai perjanjian London,
Inggris mengembalikan wilayah di Indonesia kepada Belanda tahun1816.
6. Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa di Indonesia
a. Kekuasaan Bangsa Portugis di
Indonesia
Setelah
bangsa Portugis mendarat di Calcuta tahun 1498 dilanjutkan dengan merebut
pelabuhan-pelabuhan penting serta
menjadikan kota Goa sebagai pusat kekuasaannya.
Untuk
menguasai monopoli perdagangan di Asia Selatan, Portugis menguasai Malaka dan
menghentikan aktifitas pedagang-pedagang Cina India maupun Indonesia sejak
tahun 1511. Dengan jatuhnya Malaka, Portugis mengadakan perdagangan langsung
dengan daerah-daerah di Indonesia, seperti Ternate, Ambon,, Banda dan Timor.
Portugis merebut perdagangan cengkeh dan pala serta melukai perasaan umat islam
dengan melanggar perjanjian yang dibuat terhadap Sultan Ternate. Portugis
bertindak sewenang-wenang dan kejam terhadap rakyat dengan puncaknya membunuh
Sultan Hairun dari Ternate. Rakyat Ternate di bawah pimpinan Baabulah
mengangkat senjata dan berhasil mengusir Portugis dari Malaka tahun 1575.
Kekuasaan Portugis di Indonesia
berpengaruh dengan penyebaran agama katolik di Ambon oleh Missionaris
FRANSISCUS XAVERIUS dimana banyak orang Ambon memeluk agama katolik. Portugis
juga meninggalkan benda-benda sejarah berupa merian sep[erti meriam Nyai Setomi
di Solo, Si Jagur di Jakarta dan Ki Amak di Banten. Begitu pula pengaruh bahasa Portugis di
Indonesia seperti kata Gereja, Mentega, Mona, Sinyo dll. Serta mempengaruhi
seni musik yaitu musik Keroncong.
b. Kekuasaan VOC ( kompeni Belanda ) di Indonesia
VOC sebagai Kongsi dagang Belanda bertujuan
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Untuk itu VOC mendapatkan hak-hak
istimewa dari pemerintah Belanda antara
lain :
1.
Hak
untuk berdagang di daerah sebelah timur Cabobonna Esperianza ( Tanjung Harapan
) sampai selat Magellhaens.
2.
Orang
atau Badan lain tidak boleh berlayar atau berdagang di daerah tersebut.
3.
Atas nama pemerintah, berhak merebut
daerah-daerah lain, mendirikan benteng, mengadakan perjanjian dengan Raja-raja,
membentuk angkatan darat, laut, menaklukan perang, mencetak uang dan
menjalankan kehakiman.
Di Banten pada awalnya VOC mengalami kesulitan walaupun dapat
berkembang, karena harga barang yang diperoleh sangat mahal. Untuk itu JAN
PIETERZOON COEN mendirikan benteng di Jayakarta atas izin Pangeran Jayakarta
tahun 1618. Orang-orang Belanda kemudian membakar kota joyakarta ketika tejadi
perselisihan antara Pangeran Jayakarta dengan Sultan Banten. Jan Pieterzoon
Coen kemudian mendirikan kota yang dibakar tersebut dengan nama Batavia.
Batavia menjadi pusat perdagangan sekaligus pusat kekuasaan Belanda di
Indonesia. Dari Batavia inilah Belanda memperluas wilayah kekuasaan dan
monopolo perdagangan ke wilayah-wilayah lainnya
dengan melancarkan politik adu domba.
c.
Pemerintahan Kerajaan Belanda di Indonesia
Akibat
kerugian besar yang dialami oleh VOC pada tahun 1799. Badan tersebut
dibubarkan. Hak-hak dan kewajibannya diambil alih oleh pemerintahan Repiblik Bataafsche
yang berkuasa di Indonesia sampai tahun 1807. Republik tersebut kemudian
dihapus oleh Kaisar Napoleon Holland di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon
Bonaparte adik Kaisar Napoleon.
Ketika
Perancis dan kerajaan Belanda terlibat perang dengan Inggris maka Louis
Napoleon mengangkat Herman Willem Daendles menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia dengan tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.
d. Pemerintahan
Daendels di Indonesia (1808-1811)
Daendels diangkat Gubernur Jenderal Hindia
Belanda tanggal 28 Januari 1807. Ia seorang pengagum Revolusi Perancis yang
berprinsip Liberte, Egalite dan Fraternite sehingga diharapkan mampu mengadakan
perubahan dan memperbaiki nasib masyarakat Indonesia. Akan tetapi, setelah tiba
di Indonesia semangat Revolusionernya luntur dan berubah menjadi nafsu untuk
menindas dan menjajah. Ia tiba di Indonesia 17 Januari 1808 dengan tugas utama
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris serta memperbaiki nasib rakyat
dengan cara meringankan pajak, memajukan pertanian, melindungi perdagangan dan
menghapus perbudakan. Penataan pemerintah pusat dilakukan dengan
mengangkat :
1. Seorang
Gubernur Jenderal sebagai panglima tertinggi Angkatan Darat dan Laut ( dijabat
oleh Daendels )
2. Seorang
Direktur Jenderal urusan finansial dan kekayaan Negara
3. Empat
orang anggota biasa dan 4 orang anggota luar biasa sebagai penasehat.
Semua pejabat yang dibawahnya
harus tunduk dan taat kepada kebijakan Daendels. Pemerintahannya otoriter. Pulau
Jawa dibagi 9 daerah yang disebut Prefectur. Para bupati dijadikaaan
pegawai pemerintah Belanda di bawah prefecture dengan memperoleh penghasilan
dari tanah dan tenaga yang sesuai hokum adat yang berlaku. Daendels juga
membentuk pengadilan keliling untuk orang-orang Bumi putra di setiap Prefectur
dengan Perfec sebagai ketua pengadilan sedangkan bupati-bupati sebagai anggota.
Daendels juga memberantas korupsi dan penyelewengan pajak, pengerahan paksa dan
kerja paksa.
Banyak rencana pembaharuan yang
tidak dapat dilaksanakan, bahkan akhirnya ia sendiri yang bertindak dan
melaksanakan yang pada mulainya di tentang, mialnya :
1. Ia
menentang kerja paksa, tapi ketika khawatir terhadap ancaman Inggris, maka ia
menggerakan rakyat untuk membangun jalan-jalan dan benteng pertahanan.
2. Ketika
kas Negara kosong, ia memerintahkan rakyat menanan kopi, sebelumnya ia
memerintahkan mengurangi karena membebani rakyat.
3. Memerintahkan
para bupati agar mengawasi penanaman kopi.
4.
Menjual
tanah secara obral kepada pengusaha-pengusaha swasta.
Usaha Daendels yang
paling terkenal yaitu
pembuatan Jalan Raya ( Anyer- Panarukan ) yang banyak memakan korban jiwa.
Daendels juga mencampuri urusan kerajaan di Nusantara sehingga pada masanya
dianggao masa penjajahan yang sesungguhnya. Daendels di Indonesia meninggalkan
kesan yang sangat buruk, meskipun sebagian kecil yang baik. Daendels kemudian
digantikan dengan Jan William Jansens 20 Februari 1811.
e.
Kekuasaan
Inggris di Indonesia
Pada tahun 1811,
tentara Ingris mengadakan serangan terhadap wilayah yang dikuasai Belanda.
Gubernur Jenderal Jansens akhrirnya menyerah kepada Inggris pada 18 September
1811 dan menandatangani Perjanjian Tuntang yang isinya antara lain : Pulau
Jawa, Palembang dan Makasar diserahkan kepada Inggris. Sejak perjanjian Tuntang
berarti Belanda tidak lagi memiliki kekuasaan di Indonesia.
Lord Minto
sebagai wakil pemerintah Inggris di India mengangkat Thomas Stamford Raffles
sebagai Letnan Gubernur hindia Belanda.
Raffles mengadakan berbagai perubahan di bidang pemerintahan
dan ekonomi.
1.
Bidang
pemerintahan, ia membagi wilayah Nusantara menjadi 4 wilayah Gubernur yaitu
Malaka, Bengkulu, Msluku, dan Jawa.
2.
Bidang
ekonomi, melaksanakan kebijakan ekonomi liberal yaitu kebebasan dalam berusaha
dan perdagangan.
Kebijakan dalam pemerintahan Raffles mencoba melakukan tindakan-tindakan
berikut :
1.
Menghapus
penyerahan wajib dan kerja paksa. Rakyat bebas menanam tanahnya dengan jenis
tanaman yang menguntungkan.
2. Melaksanakan
system pemerintahan colonial yang bercorak Belanda.
3. Bupati
atau penguasa Bumi putra menjadi pegawai pemerintah kolonial dan langsung di
bawah pemerintahan pusat.
4.
para
petani wajib membayar sewa atas tanah kepada pemerintah.
Sistem sewa tanah bertujuan
membebaskan beban penduduk dan memberi kebebasan serta kepastian hokum yang
pada akhirnya dapat meningkatakan kesejahteraan.
Niat baik Raffles untuk
meningkatkan kehidupan penduduk ternyata tidak berhasil dengan baik. Hal ini,
disebabkan ekonomi masyarakat desa pada waktu itu belum memungkinkan petani
memperoleh uang sebagai pengganti hasil bumi. Begitu juga Bupati dan para
petugas pemungut pajak banyak yang korup.
f.
Pemerintahan
Kolonial Belanda
John Fendall
sebagai pengganti Raffles merupakan penguasa terakhir dari pemerintahan Inggris
di Indonesia.
Karena berdasrakan Tractat London
mulai 13 Agustus 1814 Inggris mengembalikan kekuasaaan di Indonesia kepada
Belanda. Untuk itu terbentuk komisi yang akan mengambil alih kekuasaan Inggris
yang terdiri dari Van Der Copellen, Elout, dan Buyskes. Komisi tersebut tiba di
Jawa 1 Maret 1816. Tugas komisi tersebut memperbaiki system pemerintahan dan
perekonomian. Perbaikan ekonomi bertujuan agar dapat mengembalikan utang-utang
Belanda akibat perang ketika menghadapi Napoleon Bonaparte maupun perang-perang
di Indonesia. Setelah komisi melaksanakan tugas pengambil alihan, maka
diangkatlah Bodardt Alexander Gerard Philip Baron Van Der Capellen ( 1816-1826
).
Tantangan
muincul berupa kondisi perekonomian yang buruk, persaingan dagang bangsa Inggris dan sikap bangsa Indonesia yang
memusuhi Belanda. Karena itu jika ditinjau dari sejarah , maka sejak tahun 1816
sampai 1900 bangsa Indonesia jelas menantang masuk dan berkuasanya kembali
Belanda. Hal ini dibuktikan dengan munculnya perlawanan besar seperti perang
Diponegoro , Perang Padri, Perang Aceh, dll. Di lain pihak Belanda berusaha
meredakan dan menghancurkan perlawanan dengan jalanperang dan politik devide et
impera.
Memasuki awal tahun 1839 keadaan
ekonomi di Indonesia maupun di Belanda makin buruk. Hal ini disebabkan Belanda
menghadapi perang besar baik di Indonesia maupun di Belgia yang menguras kas
keuangan Pemerintah Belanda. Utang Belanda makin membengkak.
Untuk menyelamatkan Belanda dari
kebangkrutan, maka Gubernur Jendral Van Den Bosch berusaha mencari cara untuk
mengisi kokosongan kas negara melalui peningkatan hasil produksi tanaman
ekspor. Oleh karena itu kemudian diterapkan sistem Cultuur Stelsel yang
berakibat terjadinya sistem Tanam Paksa.
Sistem tersebut memaksa rakyat
untuk membayar pajak dengan hasil tanaman yang telah ditentukan oleh Pemerintah
Belanda.
Ketentuan Cultur Stelsel :
- Penduduk desa wajib menyediakan 1/5 atau lebih tanahnya untuk tanaman ekspor
- Tanah untuk menanam tanaman ekspor dibebaskan dari pajak
- Jenis tanaman yang ditentukan, hasilnya diserahkan kepada Pemerintah Belanda
- Waktu yang diperlukan untuk tanaman dagang tidak melebihi waktu untuk menanam padi
- Wajib Tanam Paksa dapat diganti dengan bekerja dibagian pengangkutan dan pabrik
- Kegagalan panen karena hama atau iklim ditanggung Pemerintah
- Pelaksanaanya di bawah pengawasan langsung kepala desa
Dalam pelaksanaannya ternyata banyak terjadi penyimpangan dari ketentuan
tersebut, sehingga sangat merugikan rakyat, misalnya tanah yang ditanami
tanaman ekspor lebih dari 1/5, yaitu 1/3, ½ bahkan ada yang seluruh desa wajib
menanam tanaman ekspor. Akibatnya rakyat tidak sempat mengolah lahan
pertaniannya sendiri dan timbullah kelaparan dan kemiskinan di berbagai daerah.
Di lain penduduk dikerahkan untuk bekerja di pabrik-pabrik dan perkebunan
dengan upah yang sangat rendah yang tidak mencukupi untuk membeli bahan pangan.
Sistem Tanam Paksa yang mengakibatkan kelaparan dan kematian , akhirnya
ditentang oleh tokoh-tokoh Belanda sendiri, diantaranya Baron van Hoevel,
Edward Douwes Dekker dan Van Deventer.
E. Douwes Dekker menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia dalam buku Max
Havellar dengan nama samaran pengarang Multatuli. Untuk mengatasi berbagai
penderitaan rakyat maka Van Deventer mengusulkan bahwa Belanda tidak perlu
mengembalikan seluruh keuntungan dari Tanam Paksa tetapi berkewajiban membalas
jasa dengan jalan memperingan beban rakyat yang sangat menderita, usul tersebut
mencakup tiga hal pokok, yaitu :
1.
Membangun
dan memperbaiki irigasi agar lebih banyak sawah yang diairi
2.
Emigrasi
dari daerah yang kurang subur dan padat ke daerah lain yang lebih subur dan
jarang penduduknya
3.
Edukasi,
yaitu mendidik bumiputra untuk semua golongan
Belanda kemudian menghapuskan Tanam Paksa secara bertahap, teh, nila, kayu
manis dihapus (1865), tembakau(1866), tebu(1884) dan kopi(1916)
H. Politik Pintu Terbuka
Setelah dikeluarkannya Undang-undang Agraria dan Undang-undang gula tahun
1870, maka golongan liberal di Eropa yang terdiri atas pengusaha menanamkan
modalnya di Indonesia. Mereka membuka berbagai macam perkebunan yaitu tebu,
teh,tembakau, kina, nila dan kopra. Masuknya pengusaha asing tersebut disebutk
dengan politik pintu terbuka.
Sebagai penunjang maka dibangun sarana dan prasarana seperti irigasi, jalan
raya, jembatan, rel kereta api dan dermaga. Pembangunan prasarana perhubungan
tersebut dibangun dengan kerja rodi yang mengakibatkan penderitaan dan
kesengsaraan rakyat. Rakyat Pulau Jawa juga mengalami kemerosotan dalam
kemakmuran, kemerosotan tersebut disebabkan :
- Produksi bahan makanan semakin berkurang
- Kerja rodi terus berlanjut
- Sistem perpajakan yang memberatkan rakyat
- Adanya krisis perkebunan tahun 1885
Dilain pihak
politik pintu terbuka sangat menguntungkan pengusaha asing yaitu:
- Perkebunan berkembang pesat
- Keuntungan pengusaha asing cukup besar
- Kekayaan alam Indonesia mengalir ke negeri Belanda
I. Politik Etis
Orang-orang Belanda yang berhaluan
progresif mengusulkan kepada parlemen Belanda tahun 1890 agar Pemerintah
Belanda memikirkan nasib bangsa Indonesia. Belanda dinilai sudah cukup banyak
mengambil kekayaan dari Indonesia
Van Deventer dalam karangannya
menyebutkan bahwa Belanda telah memperoleh kekayaan yang cukup banyak dari
Indonesia sebagai hasil dari jerih payah bangsa Indonesia. Oleh karena itu
sudah sewajarnylah jika bangsa Belanda membalas budi baik bangsa Indonesia.
Salah satu caranya dengan melaksanakan Trilogi Van Deventer yaitu pendidikan,
pengairan dan perpindahan penduduk.
Usulan tersebut dilaksanakan oleh
Pemerintah Belanda. Akan tetapi dalam pelaksanaannya diselewengkan yang antara
lain :
- Pendidikan dilaksanakan hanya untuk tenaga kerja terdidik bagi Belanda
- Pengairan hanya untuk mengairi sawah-sawah yang disewa oleh pengusaha Belanda
- Perpindahan penduduk hanya untuk tenaga kerja yang dipekerjakan di perkebunan-perkebunan Belanda di luar Pulau Jawa
Meskipun Politik Etis
menguntungkan Belanda, namun di bidang pendidikan bangsa Indonesia sedikit
memperoleh kemajuan, misalnya dibolehkannya bangsa Indonesia untuk belajar di
perguruan tinggi. Kesempatan tersebut telah melahirkan golongan intelektual.
Golongan terpelajar menyadari bahwa bangsa dapat mencapai kesejahteraan apabila
merdeka, bebas dari penjajahan dan mengatur Pemerintah sendiri.
Mereka sebagai golongan terpelajar inilah yang menggerakan
adanya Pergerakan Nasional melalui organisasi-organisasi pergerakan antara lain
dr. Wahidin Sudirohusodo, dr, Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Gunawan
mendirikan oranisasi Budi Utomo.
3. Pengaruh
Kolonialisme dan Imperalisme di Indonesia
a. Pengaruh Terhadap Perubahan Politik
Penjajahan Belanda tidak hanya
menimbulkan penderitaan dan kemiskinan bagi rakyat, tetapi juga mengakibatkan
perubahan bidang politik dan pemerintahan. Para Sultan, Raja, Adipati dan kaum bangsawan
kehilangan wibawa. Kekuasaan mereka tergantung kepada pemerintahan Kolonial
Belanda. Para pemimpin Bumiputra tidak lagi memilih kebebasan dalam mengambil
keputusan dan kebijakan. Pemerintah
colonial Belanda juga turut campur dalam pengangkatan raja/ sultan, pejabat
keratin dan urusan lainnya.
Hak penguasa bumi putra berkurang bahkan hilang.
Tugas pegawai Belanda mengamankan kebijakan pemerintah. Akibatnya kekuasaan
politik setempat runtuh, merosotnya kehidupan social ekonomi dan goyahnya
tradisi dan budaya. Oleh karena itu timbul kekecewaan, kebencian dan pada
akhirnya perlawanan menentang
pemerintahan colonial.
b. Pengaruh Terhadap Perubahan Sosial
Sejak
kedatangan bangsa portugis mulai terjadi perubahan social budaya. Hal ini
disebabkan selain mereka mengangkut rempah-rempah ke Eropa, mereka juga
menyebarkan budaya dan agama Kristen Katolik yang sering dilakukan dengan cara
paksa. Hal ini tentu saja ditentang oleh masyarakat terutama masyarakat yang
telah memeluk agama islam.
Tetapi mereka tetap mempengaruhi perubahan social.
Agama Katolik yang dibawa bangsa portugis dan protestan yang dibawa oleh
Belanda ke Indonesia pada akhirnya dianut oleh sebagian masyarakat.
c. Pengaruh Terhadap Perubahan Ekonomi
Pada awalnya
kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk berdagang. Tetapi kenyataannya
lambat laun mereka bukan hanya berdagang
melainkak ingin menjajah. Tujuannnya adalah untuk memonopoli perdagangan
dan dengan bebas dapat membuat peraturan perdagangan serta harga pembelian.
Oleh karena itu system monopoli yang dipaksakan oleh pedagang setempat kemudian
menimbulkan kebencian yang menjurus kea rah permusuhan dan peperangan.
d. Pengaruh Terhadap Perubahan
Ideologi
Nilai-nilai budaya
bangsa yang sudah terpaku selam berabad-abad, secara bertahap mengalami
perubahan sesuai keinginan kaum imperalis dan kolonialis.
Agama Kristen yang
dibawa oleh kaum imperalisme barat sering dipaksakan kepada mereka yang telah
memeluk agama islam, hindu, budha atau kepercayaan leluhurnya. Masyarakat bumi
putra menjadi kelas terendah di negerinya sendiri. Sedangkan bangsa kulit putih
beranggapan mereka sebagai ras tertinggi dan berhak menguasai dan menindas
kulit berwarna.
Untuk melestarikan
kekuasaannya, Belanda menerapkan politik pecah belah sesame rakyat Indonesia
sehingga memudahkan dalam menanamkam pengaruh kekuasaannya.
4.
Perlawanan
Rakyat dan Kerajaan-kerajaan di Nusantara Dalam Menentang Kolonialisme dan
Imperialisme Barat
A. Perlawanan pada abad
ke-16 dan 18
Perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap
imperialisme dan kolonialisme sudah dilakukan sejak kedatangan Portugis. Salah
satunya yaitu perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Sultan Baabullah dari
Ternate. Ia berhasil mengusir Portugis dari daerah itu tahun1557.
Sebelumnya, Demak berusaha menyerang Portugis di
Malaka yang dipimpin Pati Unus, gagal tetapi berhasil mengalahkan Portugis di
Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahilah tahun 1527.
Setelah kedatangan Belanda yang banyak
menyengsarakan rakyat yang dijajah, maka mendapat perlawanan-perlawanan
terhadap dominasi Bangsa Belanda.
1. Penyerangan
Mataram terhadap VOC.
Sultan Agung
sebagai raja terbesar kerajaan Mataram bercita-cita menyatukan seluruh Pulau
Jawa. Karena dominasi VOC di
Batavia, maka menghambat cita-citanya dan sekaligus VOC mengancam Mataram. Oleh
karena itu ia bertekad mengusir Belanda dari Batavia.
Reaksi pertama Sultan Agung yaitu
menyerbu kantor dagang VOC di Jepara, 18 Agustus 1618. kemudian sejak 26
Agustus 1982 Mataram menyerang dan mengepung Batavia yang dipimpin Bahurekso,
Bahurekso gugur 21 Oktober 1682. dua hari kemudian Mataram menyerang kembali
dengan 25000 pasukan pimpinan Surangaloga yang dimulai dengan mengepung sungai
Ciliwung. Serangan tidak berhasil, pasukan Mataram ditarik kembali.
Pada 17 Juli 1629 pengepungan kedua
terhadap Batavia dilakukan tapi rencana Mataram diketahui Belanda, sehingga
Belanda dengan mudah mematahkannya. Perkembangan selanjutnya perlawanan
dilanjutkan oleh Untung Suropati dan Trunojoyo, meskipun tidak berhasil.
Mataram akhirnya jatuh ke tangan VOC.
2. Banten menentang VOC dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasamemimpin
perlawanan terhadap Belanda tahun 1651, Belanda menaklukan rakyat Banten dengan
praktek Devide et impera antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji.
Perlawanan rakyat Banten kalah dengan ditawannya Sultan Haji. Sebagai
penggantinya harus menerima perjanjian dengan VOC yang isinya sebagian daerah
kekuasaan Banten di serahkan kepada VOC. Oleh karena itu, sejak tahu 1682 VOC
makin berkuasa di Banten.
3. Gowa Menentang VOC
Sistem perdagangan terbuka yang
dianut oleh kerajaan Gowa dianggap merugikan VOC. Karena VOC ingin menjadi
penyalur dan pembeli rempah-rempah dari Maluku, maka Kerajaan Gowa harus
ditaklukan. Kapal-kapal Makasar yang hilir mudik di perairan Makasar dan Maluku
diganggu dan di serang, sehingga terjadilah perang tahun 1654 hingga 1655.
Untuk menaklukannya Belanda
menjalankan siasat adu domba antara Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka dari
Bone. Kompeni membantu Aru Palaka yang sedang bersengketa dengan Sultan
Hasanudin. Perang kembali pecah tahun 1677. kompeni pimpinan Speelman menyerbu
Gowa dan berakhir dengan kekalahan kerajaan Gowa.
B. Perlawanan Abad 18-19
1. Perlawanan Thomas Matulesi 1817
Belanda kembali menyerang ke Maluku berdasarkan
Konvensi London (1814). Kehadirannnya
sangat tidak disukai rakyat karena selama VOC berkuasa rakyat Maluku sangat
menderita.
Kembalinya Belanda membuat rakyat sengsara lagi
karena adanya penindasan, penyerahan wajib dan wajib kerja, pembayaran barang
yang dipesan tidak sesuai dengan harga pesanan dan penyerahan tenaga untuk
menjadi serdadu Belanda.
Oleh karena tindakan-tindakan tersebut maka rakyat
Maluku mengadakan perlawanan di bawah pimpinan Thomas Matulesi. Serangan
dimulai dengan sebuah perahu pos di Porto. Kemudian masa mengepung benteng.
Pada 15 mei 1817 dan berhasil membunuh penghuninya. Benteng tersebut di rebut
kembali oleh Belanda 3 Agustus 1817. dalam perlawanan ini Thomas Matulesi
dibantu oleh tokoh-tokoh terkenal lainnya seperti Paulus Triago Tiahahu, Raja
Tua dari Nusa Laut dan putrinya Christina Tiahahu, Anthoni Ribok, Philip
Latumahina.
Perlawanan tersebut dipatahkan oleh Belanda dengan
menangkap tokoh-tokoh tersebut dan dihukum mati. Dengan terbunuhnya tokoh-tokoh
perlawanan rakyat Maluku, maka berakhirlah pemberontakan di Maluku.
2. Perang Padri
Awalnya merupakan perang antara kaum adat dengan
kaum ulama (Padri) yang ingin menerapkan ajaran islam pada masyarakat. Kaum
ulama berpakaian putih-putih sehingga di sebut golongan putih.
Perang Padri berlangsung selama 17
tahun.
a. Periode 1821-1825
Di mana kaum adat dibantu
Belanda. Kaum Padri berhasil menggagalkan penyerangan Belanda di Sulit Air.
Bahkan kaum Padri menyerang pos Belanda di Semawang. Belanda kemudian
mendirikan benteng di Batusangkar dengan menambah pasukan dari Batavia. Untuk
menghindari korban yang besar kedua pihak sepakat mengadakan perjanjian padang
tahun 1825 dengan tidak saling menyerang.
b. Periode 1826-1830
Pada periode ini Belanda
berkesempatan untuk istirahat sambil menyiapkan serangan baru. Namun demikian
peperangan tidak berhenti, seperti serangan kaum Padri atas kedudukan Belanda
di Padang Turab. Belanda kemudian membangun Benteng di Bukittinggi dengan nama
Fort de Kock.
c. Periode 1831-1838’
Belanda berusaha mengahiri perang
Padri dengan menirim pasukan baru dan meningkatkan serangan secara intensif.
pada tahun 1831 kaum Adat dan kaum Padri bersatu dan mengadakan serangan umum terhadap
kota Bonjol tahun 1833. Namun demikian akhirnya Belanda berhasil menduduki
basis-basis pertahanan kaum Padri dan Imam Bonjol sebagai pimpinan kaum Padri
di ajak berunding yang akhirmya ditangkap dan dibuang ke Manado.
3. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro
merupakan perang terbesar di Pulau Jawa dalam menghadapi Belanda dengan korban
jiwa 200.000 dan harta benda yang tidak sedikit.
Perang tersebut
disebabkan:
a. Rakyat
Mataram sangat menderita akibat pemerasan dari berbagai jenis pajak
b. Kaum
bangsawan dilarang menyewakan tanahnya kepada pengusaha swasta.
c.
Pangeran
Diponegoro tidak puas dengan adanya campur tangan Belanda terhadap lingkungan
keraton.
d.
Peristiwa
Tegalrejo, dimana Belanda akan membuat jalan melalu tanah makam leluhur
Pangeran Diponegoro tanpa izin.
Pangeran Diponegoro yang dibantu oleh tokoh-tokoh
ternama seperti Sentot Ali Basa Prawirodirjo, Prawirokusumo dan Kyai Mojo
menggunakan siasat perang gerilya. Adapun daerah yang dijadikan markas gerilya
mencakup Kalisoko, Selarong, Dakso, Plered, Bawok, Pengasuh dan Kedu.
Untuk menghadapi perlawanan yang sangat gigih dari
Pangeran Diponegoro, Belanda berusaha menaklukannya dengan berbagai cara
diantaranya pembangunan benteng di setiap daerah yang disebut Benteng Stelsel
dari daerah yang telah direbut dari penguasaan Pangeran Diponegoro. Akibatnya
ruang gerak Pangeran Diponegoro terbatas.
Belanda kemudian mengajak berunding dengan
Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830 di rumah residen Kedu di Magelang.
Perundingan gagal, tetapi Pangeran Diponegoro tidak dibebaskan pergi melainkan
di tangkap dan dibuang ke Makasar hingga meninggal pada 8 Januari 1855.
4. Perang Aceh (1873-1904)
Perang Aceh
merupakan perang terakhir dan terlama dalam melawan Belanda.
Sebab-sebab
Perang Aceh:
a. Belanda
menklaim bahwa Sumatra Timur diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu
sultan dalam perang saudara.
b. Aceh
merupakan daerah yang sangat penting setelah dibukanya terusan suez bagi
Belanda.
c. Politik
ekspansi Belanda dalam mewujudkan Pax Nederlandica tidak terhalang lagi
berdasarkan Treaty of Sumatra (1817)
d. Aceh
menolak tuntutan Belanda agar tidak berkembang lagi dengan negara-negara asing
dan Aceh ingin mempertahankan kedaulatan.
Perlawanan
rakyat Aceh bersifat nasional dan keagamaan. Bersifat nasional karena bertujuan
mempertahankan Aceh dari usaha penaklukan Belanda. Bersifat keagamaan karena
menolak penyiaran agama kristen dan dianggap sebagai perang jihad melawan
Belanda yang dianggap kafir.
Perang aceh terbagi 3 periode:
a. Periode
1873-1884 sebagai permulaan perang.
Belanda
mengumumkan perang tanggal 26 Maret 1873 dengan kekuatan 168 perwira dan 3.193
prajurit yang dipimpin Jendral Kohler. Belanda gagal menaklukan Aceh sedangkan
Jendral Kohler tewas tertembak. Pasukan Belanda kembali menyerang Aceh dengan
kekuatan 8000 prajurit pimpinan Jendral J. Van Swieten bulan November 1873
dengan sasaran Masjid Raya, sedangkan Aceh dipimpin Panglima Polim. Karena perlawanan tidak seimbang,
pasukan-pasukan Aceh menyingkir ke tempat lain. Istana dikuasai Belanda.
b. Periode
1884-1896 sebagai masa konsentrasi stelsel.
Pada periode ini
Belanda bertahan pada daerah-daerah yang di dudukinya karena melancarkan
serangan terbuka mengalami kesulitan. Belanda kemudian membentuk pemerintahan
sipil dan pos-pos penjagaan.
Teuku Umar yang
menyerah kepada Belanda kemudian diperbantukan untuk menaklukan daerah-daerah
lain. Tetapi pada tahun 1896 ia berhasil kabur dengan membawa 800 senjata api
dan 18000 gulden. Ia menyatukan kesatuannya dengan istinya Cut Nyak Dien, sehingga
pertempuran bergejolak kembali. Untuk mengatasi perlawanan rakyat Aceh yang
begitu kuat, maka pemerintah Belanda menugaskan Dr. Snouck Hurgrouege untuk
mempelajari adat istiadat dan budaya Aceh. Dengan cara menyamar ia hidup di
tengah masyarakat dan bergaul dengan masyarakat. Dari penelitiannya di ketahui
pengaruh kaum ulama sangat kuat sedangkan pengaruh sultan lemah.
Untuk itu kaum ulama harus dihadapi dengan
kekuatan senjata sampai menyerah. Sedangkan kaum bangsawan diadakan pendekatan
dan diangkat sebagai pamong praja. Hasil penerlitian tersebut di serahkan dan
kemudian dilaksanakan pemerintah Belanda.
c.
Periode
1896-1904 sebagai masa akhir perang. Belanda mengerahkan pasukan tahun 1898 dan
berhasil menduduki Pidi. Tahun 1899 Teuku Umar menyerang markas Belanda di
Meulaboh. Teuku Umar gugur sedangkan Cut Nyak Dien ditawan dan dibuang ke
Sumedang. Istri dan anak-anak Panglima Polim diculik termasuk istri Sultan.
Karena tekanan yang terus-menerus, banyak tentara
Aceh yang terpaksa menyerah. Panglima Polim yang berhasil meloloskan diri
akhirnya bersama Raja Keunda dan 50 orang pengikutnya menyerah kepada Belanda 6
September 1903. Panglima Polim diangkat Belanda menjadi Panglima Mukim XXII
pada Januari 1904.
5. Perang Bali (1849-1908)
Hukum Tawan
Karang yang diterapkan Raja Klung kung dianggap merugikan pelayaran Belanda,
baik kapal maupun harta bendanya. Untuk itu Belanda kemudian mengadakan
perundingan dengan raja-raja di Bali tahun 1843. Belanda menuntut dihapuskan
hukum Tawan Karang termasuk menghilangkan sutte yang dianggap tidak
berkeprimanusiaan. Sutte yaitu bila suami meninggal dunia maka istrinya harus
ikut membakar diri waktu jenazah suaminya dibakar.
Perundingan gagal, sehingga Belanda mengadakan
serangan ke kerajaan-kerajaan di Bali. Serangan pertama ke kerajaan Buleleng
karena di anggap sebagai kerajaan yang terkuat dengan rajanya I Gusti Ngurah
Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketut Jelantik pada tahun 1846. dalam
serangan tersebut istana raja diduduki Belanda dan raja beserta patihnya
menyingkir ke Jagaraga. Raja Buleleng akhirnya menerima perjanjian dimana
daerahnya menjadi bagian dari Hindia Belanda dan memutuskan hubungan
perdagangan dengan bangsa lain serta menghapus hukum Tawan Karang.
Meskipun perjanjian telah ditanda tangani, tetapi
hukum Tawan Karang tetap berlaku seperti tahun
1847 dimana kapal terdampar di pantai Kasumba. Muatannya di rampas dan
orangnya ditawan. Belanda kemudian menggempur kerajaan Buleleng tetapi gagal.
Tahun 1849 Belanda mengirim 4.177 prajurit dan 300
orang tenaga pengangkut dilengkapi 24 meriam, pertempuran meletus di sekitar
benteng Jagaraga selama beberapa hari yang dikenal Puputan Jagaraga. Benteng
Jagaraga jatuh ke tangan Belanda, pasukan Jelantik meninggalkannya.
Pertempuran besar terjadi lagi di ibukota kerajaan
Badung yang dikenal dengan Puputan Badung. Setelah pertempuran yagn luar biasa
sengitnya Badung ditaklukkan. Mereka mengadakan perlawanan hingga seluruhnya
gugur. Belanda kemudian melanjutkan ke Tabanan 1906 dengan perlawanan dari
masyarakat yang gigih meskipun kalah. Perlawanan dari masyarakat yang gigih
meskipun kalah. Perlawanan rakyat Bali terakhir yaitu pemberontakan dari raja
Klungkung yang juga terjadi Puputan dimana seluruh anggota keluarga Istana
gugur dalam pertempuran melawan Belanda
Pertemuan 2
B. PROSES TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL
IDENTITAS INDONESIA DAN PERGERAKAN KEBANGSAAN.
1.
Latar
Belakang Terbentuknya Kesadaran Nasional
a. Adanya penindasan dan belenggu dari penjajah Belanda.
Penindasan ketidak adilan dan pemerkosaan
terhadap hak asasi manusia/rakyat secara keji serta sikap diskriminasi oleh
pemerintah Belanda sengat melukai hati dan harga diri rakyat Indonesia. Contoh
kongkrit adalah pelaksanaan Tanam Paksa
yang mengakibatkan kelaparan dimana-mana sehingga ditentang di negeri Belanda
sendiri oleh pejuang-pejuang politik liberal dan politik Etis. Belanda juga diskriminatif dalam bidang
ekonomi dan social melalui pembayaran upah yang sangat murah dan tidak adil
yang mengakibatkan munculnya permusuahan social.
b.
Latar
Belakang Pendidikan.
Sebagai
akibat dari politik Etis, maka Belanda melaksanakan program pendidikan meskipun
masih terbatas pada kalangan pegawai pemerintah, para Bupati, kaum Bangsawan
dan keturunan Indo Eropa yang dapat menyekolakan anaknya. Pemerintrah Belanda
mengadakan tingkat pendidikan rendah, kemudian tingkat menengah untuk persiapan
yang lebih tinggi, diantaranya Gymnasium Willem di Batavia. HBS di semarang dan
Batavia, begitu juga sekolah dokter tinggi STOVIA, HIS, THS dan lainnya. Begitu
juga siswa-siswa yang belajar di luar negeri. Dari sekolah inilah muncul
golongan cerdik pandai yang memikirkan nasib bangsanya dan memilih kesadaran
nasional.
c.
Pengaruh
paham-Paham Baru.
Libera;isme,
Nasionalisme, Sosialisme dan demokrasi yang lahir di Eropa dan Amerika secara
tidak langsung mempengaruhi politik penjajahan di Indonesia pada awal abad
ke-19. Paham-paham baru tersebut membuka mata bangsa Indonesia yang harus
menentukan nasib bangsanya sendiri.. Kesadaran bangsa Indonesia akibat pengaruh
paham-paham baru ditambah dengan simpati dari tokoh-tokoh bangsa Belanda
sendiri mendorong kaum cendikiawan bangsa Indonesia memulai perjuangannya
menentang Belanda dengan mendirikan Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional.
d.
Nasionalisme
Asia
Gerakan
Nsionalisme yang berlangsung di Asia menginspirasikan Kaum Nasionalis
Indonesia, seperti ; Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1905, Perlawanan
Mahatma Gandhi atas Inggris di India, Pergolakan di Filipina tahun 1896 dan
Revolusi di Cina tahun 1911
2.
Perkembangan
Nasionalisme Indonesia
Perkembangan Nasionalisme menjadi
lebih semarak sejak berdirinya Budi Utomo hingga proklamasi Kemerdekaan. Di
tinjau dari proses perkembangan
nasionalisme di Indonesia, maka terjadi melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut, yaitu :
a.Tahap Nasionalisme
Budaya, kita melihat bahwa motivasi perjuangan organisasi yang berkembang pada
masa tersebut adalah putusan-putusan yang berkaitan dengan unsur social budaya
yang beralngsung dari tahun 1900-1912
b.
Tahap Nasionalisme Politik ( 1912-1921 ). Pada
tahap ini menggambarkan cita-cita dan orientasi partai, pada waktu itu lebih
memperhatikan unsur politik dalam setiap pengambilan keputusan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan organisasi.
c.
Tahap Nasionalisme Militan ( 1921-1926 ). Pada
tahap ini segala keputusan partai dan
perjuangan organisasi waktu itu dilandasi oleh semangat militer yang tinggi.
d.
Tahap Nasionalisme
Politik Radikal ( 1926-1933 ). Pada tahap ini kegiatan politik radikal
dikenal dengan sikap Non Kooperatif,
organisasi politik yang radikal menentang berbagai kegiatan pememrintah Belanda
dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia, sehingga Belanda melakukan
penangkapan-penangkapan terhadap tokoh-tokoh politik.
e.
Tahap Nasionalisme Moderat ( 1933-1941 ). Pada
tahap ini sikap dan tindakan partai dan organisasi lebih moderat dan penuh pertimbangan. Hal ini
menunjukan kematangan dalam berorganisasi
3.
Perkembangan
Organisasi Pergerakan Nasional
a.
Budi Utomo.
Budi Utomo didirikan oleh Sutomo dan
kawan-kawan pada tanggal 20 mei 1908 setelah mendapat pengaruh gagasan dari DR.
Wahidin Sudirohusodo. Budi Utomo memperkenalkan corak baru, yaitu kesadaran
local yang diformasikan kedalam wadah organisasi modern. Dari sinilah
terjadinya perubahan social politik sehingga kemudian dianggap sebagai awal
Kebangkitan Nasional. Prinsip perjuangan Budi utomo :
1. Menempuh
jalan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial, prinsip ini diwakili oleh
golongan muda
2. Menempuh perjuangan dengan cara cultural,
prinsip ini diwakili oleh golongan tua
Perjuangan
yang ditempuh golongan muda sangat tepat, karena berhasil mengimbangi politik
pemerintah. Namum pada dekade ketiga abad 20 Organisasi Pergerakan ini mendapat
tekanan dari Belanda sehingga terjadi pemisahan antara golongan moderat dan
radikal. Pengaruh Budi Utomo akhirnya semakin
berkurang dan pada tahun 1935 bergabung dengan organisasi lain dengan
nama Partai Indonesia Raya.
b. Sarikat
Islam
Didirikan
tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo, sebelumnya merupakan perkumpulan dagang
yaitu Sarekat Dagang Islam, agar
pedagang Islam dapat bersaing dengan pedagang asing. Perkembangan ini
berkembang pesat ketika dipimpin oleh Tjokroaminoto dengan mengubah nama
menjadi Sarikat Islam .
Tujuan
utama SI pada awalnya berdirinya yaitu menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang
islam. Karena perkembangan SI yang sangat pesat dan menjadi organisasi masa
yang besar, maka Belanda khawatir, di lain pihak Gubernur Jenderal IDENBURG
tidak menolak kehadiran SI, akibatnya banyak dikritik oleh orang-orang Belanda
dan para Bupati yang konserpatif. Indenburg kemudian membuat Kanalisasi guna
mengurangi desakan politik yang kuat dan tidak timbul kekuatan besar yang
menghancurkan pemerintah. Ia memberi badan hukum kepada SI, dan hanya memberi
status badan hukum pada cabang-cabang SI, akan tetapi Central Sarikat Islam
baru diberikan kemudian. Ini berarti hanya cabang lokal yang diakui secara
resmi. Akibat dari politik tersebut maka pecahlah SI yang tidak diakuinya. Central
Sarikat Islam oleh SI pimpinan Cokroaminoto. CSI diberi badan hukum oleh
Idenburg tahun 1916.
Pada
kongres SI tahun 1916, SI mencita-citakan terbentuknya Satu Bangsa bagi
penduduk Indonesia, yaitu Bangsa Indonesia. Pada kongres tahun 1917 muncul aliran
revolusioner sosialis yang dipimpin Semaun dari SI Semarang, pada kongres
tersebut juga diputuskan SI ikut serta dalam VOOLKRAAD. Setelah tahun 1923 SI
menempuh jalan perjuangan non-kooperatif
C Indische Partij ( IP )
IP didirikan tanggal 25 Des 1912 di Bandung oleh Douwes
Dekker yang kemudian didukung oleh Dr. Tjiptomangunkusumo dan suwardi
Suryaningrat, ketiga orang tersebut dikenal dengan nama Tiga Serangkai,
keanggotaannya lebih terbuka ( Pribumi, Cina, Arab maupun lainnya ). Mereka
memadukan semangat Kesatuan Bangsa dengan menanamkan Nasionalisme Indonesia,
sedangkan untuk menyebarkan cita-citanya dilakukan melalui Surat Kabar De
Expres yang dipimpin Douwes dekker.
Ketika pemerintah Belanda sedang
menyiapkan perayaan 100 tahun
kemerdekaan Belanda dari Perancis, Suwardi Suryaningrat menulis dalam De Expres
yang sangat menimbulkan kemarahan Belanda dengan judul Als Ik Eens Nederland
Was ( Seandainya Saya Seoarang Belanda ). Akibat tulisan
tersebut maka Belanda menangkap tokoh Tiga Serangkai pendiri IP. Douwes
Dekker dibuang ke Kupang, Suwardi ke Bangka dan Tjiptomangunkusumo ke Belanda.
IP merupakan organisasi per gerakan nasional Indonesia pertama yang
memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
a. Muhammadiy
Didirikan 18 Nov 1912 di Jogjakarta oleh KH. Ahmad
Dahlan. Tujuannya :
1. Memajukan
pengajaran berdasarkan agama islam
2.
Memberikan
pengertian ilmu agama dan cara hidup yang benar menurut peraturan agama.
Untuk mencapai tujuannya ditempuh
dengan cara-cara :
1. Mendirikan
sekolah sebagai pusat pendidikan
2.
Memelihara
dan merawat bangunan sekolah, masjid dan sebagainya
3.
Membantu
sekolah-sekolah Islam yang memerlukan bantuan.
4.
Dibidang
social, membangun rumah-rumah yatim piatu, meningkatlan dawah dan mendirikan
rumah sakit.
e. Gerakan Pemuda
Dengan
berdirinya Budi Utomo, maka para pemuda di daerah
Mendirikan organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan antara
lain:
1. Tri
Koro Darmo, berdiri di Jakarta tahun 1915 dengan tokoh-tokohnya R. Datiman,
Wiryosanjoyo, Kadarman.
2. Jong
Sumatera Bond, berdiri di Jakarta 1915 dengan tokohnya Muhammad Yamin,
Muhammad Hatta.
3. Perhimpunan
Pelajar – Pelajar Jakarta berdiri 1925 di Jakarta dengan tokohnya Abdullah
Sigit, Sugondo, Suwiryo, dll.
4. Jong
Indonesia berdiri tahun 1927 di Bandung , kemudian diubah menjadi Pemuda
Indonesia dan Putri Indonesia.
f. Partai Komunis Indonesia
PKI didirikan tahun 1920 sebagai
Perserikatan Komunis Hindia yang kemudian pada tahun 1924 menjadi Partai
Komunis Indonesia. Perserikatan Komunis Hindia sebelumnya adalah Indische
Social Democratische Vereeniging yang didirikan Sneevliet merupakan partai
radikal yang berhaluan komunis. Sedangkan tokoh Komunis dari Indonesia
sebelumnya sebagai tokoh-tokoh Sarikat Islam yang memisahkan diri Sarekat Islam pimpinan Cokroaminoto. Mereka yang memisahkan diri dari Sarekat
Islam kemudian dikenal Sarekat Islam Merah. Tokoh-tokohnya Al Semaun, Alimin,
Darsono.
PKI
mendapat kekuatan di kalangan buruh terutama buruh yang diberhentikan karena
depresi ekonomi. Mereka menyerahkan pemogokan buruh kereta api tahun 1923 untuk
menuntut kenaikan upah, pemogokan gagal. Tahun 1926 muncul pemberontakan di
Banten yang dipengaruhi PKI dan tahun
1927 di Minangkabau, tetapi pemberontakan tersebut ditumpas dengan cepat.
Pemerintah melakukan penangkapan besar-besaran dan membuang tokoh-tokohya ke
Digul serta menyatakan PKI sebagai Partai terlarang.
g. Partai Nasional Indonesia, berdiri 4 Juli 1927 di Bandung.
Tokohnya-tokohnya
antara lain Ir. Sukarno, dr. Cipto Mangunkusumo, Mr. Sunaryo, Mr. Sartono.
Tujuannnya untuk memperjuangkan
Indonesia Merdeka. Adapun asas-asasnya:
1. Menolong
diri sendiri
2.
Tidak
mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial
3.
Bersifat
markanisme yaitu mendasarkan kekuatannya pada kaum marhen yaitu buruh, tani dan
rakyat kecil lainnya.
Sukarno sebagai tokoh yang cerdas dan orator ulung
menjadi musuh besar pemerintah kolonial. Pidatonya dapat membakar ribuan orang
yang mendengar. Pada tahun 1929 Pemerintah Belanda melakukan penangkapan
terhadap tokoh-tokoh PNI termasuk Sukarno. Ketika sedang di Pengadilan Tinggi
Bandung, ia melakukan pembelaan atas dirinya dan kawan-kawannya. Materi pembelaan kemudian
dibuka dengan judul Indonesia menggugat. Pidato pembelaannya begitu brilian dan
membuat orang terpesona termasuk para hakim PNI kemudian dinyatakan sebagai
Partai terlarang.
h. Partai Indonesia
Berdiri
tahun 1931 oleh Mr. Sartono, sebagai pecahan dari PNI. Asas dan tujuan sama
dengan PNI. Tahun 1932 Partai Indonesia memiliki 71 cabang dengan anggota
mencapai 20.000 orang. Selam Sukarno dalam pembuangan , Partindo mengalami
kemunduran dan akhirnya dibubarkan oleh
Mr. Sartono.
i. PNI Baru
Didrirkan
oleh Soekemi tahun 1932 dengan strategi tidak beda dengan PNI maupun Partindo.
Asasnya Nasionalisme dan demokrasi. Menurut tokoh-tokoh PNI baru, kemerdekaan
dapat dicapai dengan lebih dahulu mendidik rakyat agar mereka memiliki
kematangan jiwa dan pengetahuan luas tentang organisasi.
PNI
Baru menempuh kolektifisme dalam ekonomi yang berarti usaha bersama untuk
mengganti peranan kapitalisme.PNI Baru menggunakan garis perjuangan non
kooperasi yang berakibat tokoh-tokohnya
banyak yang ditangkap seperti Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bondang, dll.
Mereka dibuang ke Digul dan Bandaneira hingga tahun 1942.
j. Gerakan Wanita
Gerakan-gerakan wanita yang berdiri dalam
masa Pergerakan Nasional. Umumnya berkaitan dengan organisasi pergerakan yang
sudah berdiri sebelumnya seperti dalam Muhammadiyah ada Aisyah, Muslimat pada
NU, dll.
Organisasi yang terkenal
diantaranya :
1. Perserikatan
Perempuan Indonesia tahun 1928.
2. Istri
Sedar, 1930 di Bandung dengan tokoh Nona Suwarno Joyyoseputro.
3.
Istri
Indonesia dengan tokoh Maria Ulfa Santoso.
4. Gagasan Persatuan dan Kesatuan bangsa serta terbentuknya identitas
kebangsaan
Dalam
sebuah rapat di Bandung, 17-18 Desember 1927 di bentuk PPPKI (Pemufakatan
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia ). Sebagai federasi partai pilitik,
kordinasi diperlukan untuk menghimpun kekuatan menentang musuh bersama. Pada
kongres PPPKI, September 1928 membahas masalah pendidikan nasional, bank nasional
dan cara-cara memperkuat kerja sama.
Gagasan
persatuan dan kesatuan bangsa diperkuat dengan Kongres Pemuda II yang
diselenggarakan oleh Perkumpulan Pemuda yaitu Pemuda Indonesia dan PPPI (
Perhimpunan Pelajar – Pelajar Indonesia ) pada 27 – 28 Oktober 1928.
Kongres dihadiri oleh Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Islamiten Bond, Jong Ambon, dan Jong Batak. Dalam Kongres Pemuda II disetujui
usul resolusi yang dirancang oleh Muhammad Yamin yakni Sumpah Pemuda yang berisi
“ Satu Bangsa, Satu Nusa, Satu Bahasa Indonesia”. Kongres juga berhasil
menetapkan ikrar atau sumpah pemuda yang selanjutnya menjadi landasan
perjuangan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Sedangkan pada malam penutupan
Kongres diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh penggubahnya W.R. Supratman. Ia
menyanyikannya dengan biola, karena apabila dengan syairnya kemungkinan akan
dilarang oleh polisi.
Semangat
persatuan dan kesatuan bangsa juga dimunculkan oleh adanya Gabungan Politik
Indonesia yang terbentuk 21 Mei 1939 oleh tokoh nasional M.H. Thamrin.
Organisasi yang tergabung dalam GAPI yaitu Parindra, Gerindo, Persatuan
Minahasa, Partai Islam Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Pasundan dan PSII.
Sehingga membentuk kekuatan nasional yang baru.
GAPI
menuntut Indonesia berparlemen tahun 1939. Sedangkan tujuan lainnya yaitu
memajukan masalah ekonomi, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, lagu
Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan dan bendera merah putih menjadi bendera
Indonesia.
Untuk
lebih memantapkan perjuangan GAPI maka GAPI dan KRI (Kongres Rakyat Indonesia)
pada konferensi di Yogyakarta 14 September 1941 diubahmenjadi Majelis Rakyat
Indonesia ( MRI ). Karena itu MRI dianggap sebagai Badan Perwakilan Rakyat
Indonesia yang akan mencapai kesentosaan dan kemuliaan berdasarkan demokrasi.
Untuk menjawab tuntutan GAPI tentang
Indonesia berparlemen, maka pemerintah Belanda membentuk Komosi Visman yang
bertugas menyelidiki sampai dimana kehendak rakyat Indonesia sehubungan dengan
perubahan pemerintah. Hasil Komisi tersebut menjengkelkan rakyat karena
keinginan orang-orang Indonesia yang hanya menginginkan bahwa Indonesia masih
tetap dalamn ikatan dengan Kerajaan Belanda.
RANGKUMAN
1.Faktor yang mendorong orang Eropa mengadakan
perjalanan ke dunia timur:
a.jatuhnya kota Konstantinopel ke Turki Usmani
b.perjalanan Marcopolo ke dunia Timur sampai ke Cina
c.penemuan kompas
d.semangat reconquesta
2..Kekuasaan asing di Indonesia diawali dengan
penjelajahan bangsa Spanyol sampai kepulauan
Bahama,Portugis sampai Kalkuta dan Malaka serta Ternate Belanda sampai ke
Banten th.1596.Inggris sampai diindia timur
3. Kekuasaan bangsa Eropa
diIndonesia dimulai dari:
a.Portugis dengan menguasai
monopoli dagang diTernate,Ambon dan Banda serta Timor.
b.Belanda melalui VOC mendapatkan hak istimewa da menjadikan Indonesia bagian dari kerajaan belanda.
c.Daendels berkuasa di Indonesia
ketika Perancis menduduki Belanda.
d..Raffles menjadi penguasa di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan
dibidang ekonomi dan pemerintahan
d.Belanda berkuasa kembali di Indonesia berdasarkan Traktat London dan
menerapkan politik tanam paksa,politik pintu terbuka dan politik Etis.
4.Kekuasaan bangsa asing mempengaruhi kehidupan
politik ekonomi dan social budaya.
5.Imperialisme dan kolonialisme menimbulkan
perlawanan yang hebat dari rakyat maupun kerajaan-kerajaan di nusantara seperti
perlawanan Mataram,Banten,Makasar ,P.Diponegoro,Perang Aceh dan Perang Bali.
6.Kesadaran nasional terbentuk karena adanya
penindasan,munculnya golongan pelajar,paham-paham baru serta nasionalinsme di
Asia
7.Nasionalisme di Indonesia berkembang secara
bertahap,dimulai dari Nasionalisme budaya,nasionalisme politik,nasionalisme
Militan,nasionalisme politik radikal dan moderat
8.Perkembangan organesasi pergerakan nasional
dimulai dari berdirinya Budi Utomo,Sarekat Islam,Indiche
Partij,Muhamadiyah,Organesasi kepemudaan serta partai-partai politik yang
radikal dan organesasi pergerakan Wanita.
9.Gagasan persatuan dan kesatuan bangsa serta terbentuknya identitas kebangsaan terbukti dengan dibentuknya :
a.PPPKI ( Permufakatan Perhimpunan Politk
Kebangsaan )Th.1927 sebagai federasi partai politik yang menghimpun kekuatan.
b.Terselenggaranya Konggres Pemuda II yang
menghasilkan Ikrar Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928.
c.Tuntutan Indonesia berparlemen yang diajukan
oleh GAPI ( Gabungan Politik Indonesia ) Th.1939.
d.Pembentukan Majelis Rakyat Indonesia Th.1941
sebagai badan perwakilan rakyat Indonesia.
SOAL-SOAL LATIHAN
A.Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1.Berikut ini yang bukan merupakan factor
pendorong terjadinya Imperialisme adalah:
a.Keinginan menjadi bangsa yang jaya
b.Perasaan sebagai bangsa yang terhormat.
c.Keinginan untuk nmendapatkan daerah yang strategis
d.Keinginan untuk mensejahterakan rakyat
e.Keinginan untuk menyebarkan agama dan ideology
2.Tugas utama
Daendels sebagai Gubernur Jendral di Hindia Belanda adalah:
a.Memulihkan kekuasaan Belanda
b.Mempertahankan Indonesia dari serangan Inggris
c.Merubah perekonomian Liberal
d.Merubah sistem administrasi pemerintahan
e.Mengamankan Indonesia dari serangan – serangan kerajaan di Indonesia
3.Manakah yang
bukan merupakan tindakan Raffles..?
a.Mengangkat Bupati dan penguasa bumiputra sebagai pegawai pemerintah
b.Menghapus kerja paksa
c,Membuat Undang Undang Agraria
d.Melaksanakan sistem pemerintahan colonial yang bercorak barat
e.Menciptakan sistem sewa tanah
4.Dampak kolonialisme dan Imperialisme terhadap
perubahan politik adalah
a.Adanya sistem pemilihan penguasa pribumi
a.Adanya sistem pemilihan penguasa pribumi
b.Hilangnya wibawa para sultan dan
bupati serta ketergantungan kepada pemerintah
kolonial
c.Adanya pembagian pemerintahan daerah
d.Adanya sisten gaji para bupati dan sultan
e.Berkembangnya sistem demokrasi pada masyarakat desa
5.Pengaruh kebijaksanaan pemerintah Belanda dalam
melaksanakan Trilogi Van Deventer adalah :
a.Jumlah sekolah semakin bertambah
b.Rakyat Indonesia menikmati pendidikan
c.Lahirnya golongan terpelajar yang memimpin pergrakan Nasional
d.Lahirnya organesasi modern
e.Masih adanya diskriminasi pendidikan
6.Sultan Ageng
Tirtayasa gagal mengalahkan VOC karena……
a.Banten mengadakan hubungan dengan Negara islam
b.VOC memaksa pedagang Banten berdagang di Jakarta
c.VOC memaksa Sultan Ageng Tirtayasa mengakui kekuasaannya
d.VOC mengadakan monopoli perdagangan
e.VOC melaksanakan politik adu domba
7.Salah satu factor dalam negeri yang mempercepat
munculnya nasionalisme Indonesia adalah…..
a.Adanya penjajahan
b.Pengaruh dari pendidikan barat
c.Kemenangan Jepang atas Rusia
d.Nasionalisme Asia
e.Pax Neederlandica
8.Apakah yang
menjadi prioritas kegiatan Budi Utomo ?
a.Sosial dan Agama
b.Ekonomi dan pengajaran
c.Pendidikan dan budaya
d.Pengajaran dan social
e.Politik dan ekonomi
9.Konggres Pemuda II yang diselenggarakan PPPI (
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ) bertujuan untuk…
a.Menyelenggarakan Sumpah Pemuda
b.Memperkenalkan lagu kebangsaan Indonesia Raya
c.Menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
d.Mempersatukan semua perkumpulan pemuda di Indonesia
e.Membentuk Perkumpulan Indonesia Muda
10.Gabungan Politik Indonesia ( GAPI ) tahun 1939
di bawah pimpinan M.H Thamrin mengajukan tuntutan yang terkenal yaitu :
a.Indonesia merdeka
b.Indonesia berparlemen
c.Hak otonom
d.Pembentukan Dewan Rakyat
e.Indonesia menggugat.
B.Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan
jelas !
1.Sebutkan
Hak-hak istimewa yang dimiliki VOC !
2.Jelaskan
sebab-sebab terjadinya perang Diponegoro !
3.Mengapa
berdirinya Budi Utomo dianggap awal kebangkitan Nasional
4. Jelaskan
pengaruh politik Etis terhadap pendidikan di Indonesia
5.Apa yang anda
ketahui tentang Komisi Visman ?
“SMK BISA”
“YAKIN USAHA SAMPAI”