Selasa, 29 Oktober 2013

PROSES KEBANGKITAN NASIONAL

MODUL 2 IPS. KLS X SMK



Standar Kompetensi      :     Memahami Proses Kebangkitan Nasional 
Kompetensi Dasar       :       
1.      Menjelaskan Proses Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat Serta Pengaruhnya Yang di Timbulkan di Barbagai Daerah.  
2.      Menguraikan Proses Terbentuknya Kesadaran Nasional, Identitas Indonesia Dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. 



PENDAHULUAN.
 Diskripsi

            Kesadaran bangsa Indonesia muncul setelah mengalami proses yang panjang, perjuangan bangsa Indonesia menghadapi penjajah bangsa Barat, Imperialisme dan kolonialisme  bangsa Barat . Sejak kedatangan mereka  ke Indonesia menjadikan bangsa Indoensia terjajah, baik secara politik, social, ekonomi maupun idiologi .
Dengan berbagai cara Imperialisme dan Kolonialsime  membuat bangsa Indonesia menderita disegala bidang serta tidak mempunyai kedaulatan. Bangsa Indonesia disegala bidang diatur oleh pemerintahan asing.
Perlawanan demi perlawanan telah dilakukan oleh bangsa Indonesia/kerajaaan-kerajaan diberbagai daerah , namun tidak  berhasil  untuk mengusir bangsa Barat dari bumi Indonesia.  Golongan cerdik pandai mulai memperjuangan kemerdekaan  dengan cara-cara mengubah bentuk perlawanan dari perlawanan senjata dan sporadic menjadi perlawanan politik melalui organisasi-organisasi Pergerakan Nasional, untuk itu para cerdik pandai berusaha mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan dikalangan masyarakat terutama golongan generasi muda.


Petemuan 1.


A.    PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME SERTA      PENGARUH YANG DITIMBULKANNYA DIBERBAGAI DAERAH.

1.      Faktor Yang Mendorong Orang Eropa Mengadakan Penjelajahan.
Mengapa orang Eropa mengadakan penjelajahan Samudera dan apa kaitannya dengan kolonialisme dan imperialisme ?

Pada akhir abad ke-16 orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan Samudera didorong oleh beberapa factor, diantaranya :
a.       Jatuhnya kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, akibatnya kekuasaan perdagangan di laut Tengah dikuasai Turki Usmani dan harga rempah-rempah menjadi mahal
b.      Kisah perjalanan Marcopolo kedunia Timur pada abad ke-13, yaitu perjalanan kembali Marcopolo dari negeri Cina melalui pelayaran
c.       Penemuan Kompas ( penunjuk mata angin )
d.      Semangat Reqonquesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam dimanapun berada. Hal ini dilakukan setelah kekuasaan islam di Spanyol dikuasai bangsa Spanyol

Setelah mereka sampai di dunia Timur, daerah  atau Negara yang mereka kuasai di masukan ke dalam wilayah kekuasaan mereka, karena itu mereka dinamakan Imperialisme/kolonialisme. Semangat mereka untuk menguasai wilayah lain/negara lain dinamakan imperialisme/kolonialisme

2.      Penjelajahan Bangsa Spanyol
Christopus Columbus dengan bantuan tiga kapal pemberian raja Spanyol mengadakan pelayaran ke dunia Timur untuk mencari sumber rempah-rempah  pada akdir abad ke-15. Pada tanggal 12 Oktober 1492 Columbus tiba di kepulauan Bahama dan ia merasa telah sampai ke kepulauan India meskipun tidak menemukan sumber rempah-rempah.
Sejak  ditemukan pulau tersebut, maka banyak pelaut-pelaut lainya berlayar sampai ke Bahama dan menalukkan daerah-daerah sekitarnya, seperti :  CORTEZ menduduki Mexico dengan menalukan kerajaan Aztec, dan Suku Maya, PIZARO tahun 1530 menalukan kerajaan Inca di Peru. Penjelajan dilanjutkan oleh MAGELHAENS tahun 1520 sampai kepulauan Filipina dan mendirikan Tugu Peringatan ( bahwa daerah tersebut menjadi milik raja Spanyol, sedang SEBASTIAN DI ELCANO dari rombongan Magelhaens sampai di kepulauan Maluku tahun 1521.

3.      Penjelajahan bangsa Portugis
Pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan BARTHOLOMEUZ DIAZ setelah perjanjian Thordesilas (1492) berusaha menemuka dunia timur yang menjadi pusat rempah-rempah. Ia hanya sampai ke ujung Afrika Selatan tahun 1496 karena kapalnya tidak bisa melewati gelombang ombak yang besar. Ia memberi nama ujung Afrika Selatan menjadi  Tanjung Harapan Pelayaran dilanjutkan oleh VASCO DE GAMA dan mendarat di Kalkuta ( India ) tahun 1498. Disini ia mendapat rempah-rempah dari pedagang untuk dibawa ke Portugis. Kemudian ekspedisi berikutnya dipimpin ALIFONSO D’ALBUQUERQUE berhasil sampai dan menduduki Malaka tahun 1511. Dari Malaka kemidian berlanjut ke Ternate tahun 1512. Ketika itu di Ternate sedang ada perang antaraa kerajaan Ternate dengan kerajaan Tidore. Ternate menyambut baik Portugis dengan harapan mendapat bantuan Portugis, karena Spanyol membantu kerajaan Tidore.
      Akibat campur tangan Portugis dan Spanyol di Malaka, maka Paus turun tangan dan lahirlah Perjanjian SARAGOSA tahun 1521 yang berisi, antara lain : “Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico kea rah barat sampai ke Kepilauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazilia ke arah timur sampai ke Kepulauan Maluku”. Berdasarkan perjanjian ini maka Spanyol harus meninggalkan Malaka untuk kembali ke Filipina.
     
4.      Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Cornelis de Houtman memimpin pelayaran bangsa Belanda ke Indonesia dan tiba di Banten tahun 1596. Dari Banten pelayaran dilanjutkan kea rah timur dengan membawa rempah-rempah dengan jumlah yang cukup banyak dari timur.
Dengan keberhasilan Cornelis de Houtman maka para pedagang Belanda semakin ramai datang ke Indonesia sehingga timbul persaingan  di antara mereka. Untuk mengatasi persaingan maka pemerintah Belanda mendirikan Kongsi Dagang yang diberi nama VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie ) tahun 1602. VOC mendapat hak-hak istimewa dari kerajaan Belanda sehingga mendorong pusatnya perdagangan yang dilakukan VOC dan mendesak pedagang-pedagang Portugis yang sebelumnya melakukan  monopoli perdagangan.

5.      Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
Para pedagang Inggris di India Timur mendirikan Kongsi Dagang yakin East India Company tahun 1600 dengan daerah Operasi India dari Calcuta EIC meluaskan wilayah perdagangannya ke Asia Tenggara dan menyaingi VOC di Indonesia pada abad ke 18. Sejak Belanda menjadi Sekutu Perancis, Inggris mengancam kedudukan Belanda di Indonesia.
Dari Calcuta, Gubernur Jenderal Lora Minto mengirim ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah yang dikuasai Belanda di Indonesia. Hasilnya THOMAS STAMFORD RAFFLES tahun 1811 merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
Namun sesuai perjanjian London, Inggris mengembalikan wilayah di Indonesia kepada Belanda tahun1816.

6.      Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa di Indonesia
a.   Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
      Setelah bangsa Portugis mendarat di Calcuta tahun 1498 dilanjutkan dengan merebut pelabuhan-pelabuhan  penting serta menjadikan kota Goa sebagai pusat kekuasaannya.
      Untuk menguasai monopoli perdagangan di Asia Selatan, Portugis menguasai Malaka dan menghentikan aktifitas pedagang-pedagang Cina India maupun Indonesia sejak tahun 1511. Dengan jatuhnya Malaka, Portugis mengadakan perdagangan langsung dengan daerah-daerah di Indonesia, seperti Ternate, Ambon,, Banda dan Timor. Portugis merebut perdagangan cengkeh dan pala serta melukai perasaan umat islam dengan melanggar perjanjian yang dibuat terhadap Sultan Ternate. Portugis bertindak sewenang-wenang dan kejam terhadap rakyat dengan puncaknya membunuh Sultan Hairun dari Ternate. Rakyat Ternate di bawah pimpinan Baabulah mengangkat senjata dan berhasil mengusir Portugis dari Malaka tahun 1575.
      Kekuasaan Portugis di Indonesia berpengaruh dengan penyebaran agama katolik di Ambon oleh Missionaris FRANSISCUS XAVERIUS dimana banyak orang Ambon memeluk agama katolik. Portugis juga meninggalkan benda-benda sejarah berupa merian sep[erti meriam Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta dan Ki Amak di Banten. Begitu pula pengaruh bahasa Portugis di Indonesia seperti kata Gereja, Mentega, Mona, Sinyo dll. Serta mempengaruhi seni musik yaitu musik Keroncong.

b.   Kekuasaan VOC ( kompeni Belanda ) di Indonesia
      VOC  sebagai Kongsi dagang Belanda bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Untuk itu VOC mendapatkan hak-hak istimewa dari pemerintah  Belanda antara lain :
1.      Hak untuk berdagang di daerah sebelah timur Cabobonna Esperianza ( Tanjung Harapan ) sampai selat Magellhaens.
2.      Orang atau Badan lain tidak boleh berlayar atau berdagang di daerah tersebut.
3.       Atas nama pemerintah, berhak merebut daerah-daerah lain, mendirikan benteng, mengadakan perjanjian dengan Raja-raja, membentuk angkatan darat, laut, menaklukan perang, mencetak uang dan menjalankan kehakiman.

Di Banten pada awalnya VOC mengalami kesulitan walaupun dapat berkembang, karena harga barang yang diperoleh sangat mahal. Untuk itu JAN PIETERZOON COEN mendirikan benteng di Jayakarta atas izin Pangeran Jayakarta tahun 1618. Orang-orang Belanda kemudian membakar kota joyakarta ketika tejadi perselisihan antara Pangeran Jayakarta dengan Sultan Banten. Jan Pieterzoon Coen kemudian mendirikan kota yang dibakar tersebut dengan nama Batavia.
Batavia menjadi pusat perdagangan sekaligus pusat kekuasaan Belanda di Indonesia. Dari Batavia inilah Belanda memperluas wilayah kekuasaan dan monopolo perdagangan ke wilayah-wilayah lainnya  dengan melancarkan politik adu domba.

c.   Pemerintahan Kerajaan Belanda di Indonesia
      Akibat kerugian besar yang dialami oleh VOC pada tahun 1799. Badan tersebut dibubarkan. Hak-hak dan kewajibannya diambil alih oleh pemerintahan Repiblik Bataafsche yang berkuasa di Indonesia sampai tahun 1807. Republik tersebut kemudian dihapus oleh Kaisar Napoleon Holland di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte adik Kaisar Napoleon.
      Ketika Perancis dan kerajaan Belanda terlibat perang dengan Inggris maka Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendles menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia dengan tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.

d.   Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)
      Daendels diangkat Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 28 Januari 1807. Ia seorang pengagum Revolusi Perancis yang berprinsip Liberte, Egalite dan Fraternite sehingga diharapkan mampu mengadakan perubahan dan memperbaiki nasib masyarakat Indonesia. Akan tetapi, setelah tiba di Indonesia semangat Revolusionernya luntur dan berubah menjadi nafsu untuk menindas dan menjajah. Ia tiba di Indonesia 17 Januari 1808 dengan tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris serta memperbaiki nasib rakyat dengan cara meringankan pajak, memajukan pertanian, melindungi perdagangan dan menghapus perbudakan. Penataan pemerintah pusat dilakukan dengan mengangkat :
1.      Seorang Gubernur Jenderal sebagai panglima tertinggi Angkatan Darat dan Laut ( dijabat oleh Daendels )
2.      Seorang Direktur Jenderal urusan finansial dan kekayaan Negara
3.      Empat orang anggota biasa dan 4 orang anggota luar biasa sebagai penasehat.

Semua pejabat yang dibawahnya harus tunduk dan taat kepada kebijakan Daendels. Pemerintahannya otoriter. Pulau Jawa dibagi 9 daerah yang disebut Prefectur. Para bupati dijadikaaan pegawai pemerintah Belanda di bawah prefecture dengan memperoleh penghasilan dari tanah dan tenaga yang sesuai hokum adat yang berlaku. Daendels juga membentuk pengadilan keliling untuk orang-orang Bumi putra di setiap Prefectur dengan Perfec sebagai ketua pengadilan sedangkan bupati-bupati sebagai anggota. Daendels juga memberantas korupsi dan penyelewengan pajak, pengerahan paksa dan kerja paksa.
Banyak rencana pembaharuan yang tidak dapat dilaksanakan, bahkan akhirnya ia sendiri yang bertindak dan melaksanakan yang pada mulainya di tentang, mialnya :
1.      Ia menentang kerja paksa, tapi ketika khawatir terhadap ancaman Inggris, maka ia menggerakan rakyat untuk membangun jalan-jalan dan benteng pertahanan.
2.      Ketika kas Negara kosong, ia memerintahkan rakyat menanan kopi, sebelumnya ia memerintahkan mengurangi karena membebani rakyat.
3.      Memerintahkan para bupati agar mengawasi penanaman kopi.
4.      Menjual tanah secara obral kepada pengusaha-pengusaha swasta.

Usaha  Daendels  yang   paling  terkenal    yaitu    pembuatan  Jalan   Raya ( Anyer- Panarukan ) yang banyak memakan korban jiwa.
Daendels juga mencampuri urusan kerajaan di Nusantara sehingga pada masanya dianggao masa penjajahan yang sesungguhnya. Daendels di Indonesia meninggalkan kesan yang sangat buruk, meskipun sebagian kecil yang baik. Daendels kemudian digantikan dengan Jan William Jansens 20 Februari 1811.

e.       Kekuasaan Inggris di Indonesia
Pada tahun 1811, tentara Ingris mengadakan serangan terhadap wilayah yang dikuasai Belanda. Gubernur Jenderal Jansens akhrirnya menyerah kepada Inggris pada 18 September 1811 dan menandatangani Perjanjian Tuntang yang isinya antara lain : Pulau Jawa, Palembang dan Makasar diserahkan kepada Inggris. Sejak perjanjian Tuntang berarti Belanda tidak lagi memiliki kekuasaan di Indonesia.
Lord Minto sebagai wakil pemerintah Inggris di India mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur hindia Belanda.
Raffles mengadakan berbagai perubahan di bidang pemerintahan dan ekonomi.
1.      Bidang pemerintahan, ia membagi wilayah Nusantara menjadi 4 wilayah Gubernur yaitu Malaka, Bengkulu, Msluku, dan Jawa.
2.      Bidang ekonomi, melaksanakan kebijakan ekonomi liberal yaitu kebebasan dalam berusaha dan perdagangan.
Kebijakan dalam pemerintahan Raffles mencoba melakukan tindakan-tindakan berikut :
1.      Menghapus penyerahan wajib dan kerja paksa. Rakyat bebas menanam tanahnya dengan jenis tanaman yang menguntungkan.
2.      Melaksanakan system pemerintahan colonial yang bercorak Belanda.
3.      Bupati atau penguasa Bumi putra menjadi pegawai pemerintah kolonial dan langsung di bawah pemerintahan pusat.
4.      para petani wajib membayar sewa atas tanah kepada pemerintah.
Sistem sewa tanah bertujuan membebaskan beban penduduk dan memberi kebebasan serta kepastian hokum yang pada akhirnya dapat meningkatakan kesejahteraan.
Niat baik Raffles untuk meningkatkan kehidupan penduduk ternyata tidak berhasil dengan baik. Hal ini, disebabkan ekonomi masyarakat desa pada waktu itu belum memungkinkan petani memperoleh uang sebagai pengganti hasil bumi. Begitu juga Bupati dan para petugas pemungut pajak banyak yang korup.

f.       Pemerintahan Kolonial Belanda
John Fendall sebagai pengganti Raffles merupakan penguasa terakhir dari pemerintahan Inggris di Indonesia.
Karena berdasrakan Tractat London mulai 13 Agustus 1814 Inggris mengembalikan kekuasaaan di Indonesia kepada Belanda. Untuk itu terbentuk komisi yang akan mengambil alih kekuasaan Inggris yang terdiri dari Van Der Copellen, Elout, dan Buyskes. Komisi tersebut tiba di Jawa 1 Maret 1816. Tugas komisi tersebut memperbaiki system pemerintahan dan perekonomian. Perbaikan ekonomi bertujuan agar dapat mengembalikan utang-utang Belanda akibat perang ketika menghadapi Napoleon Bonaparte maupun perang-perang di Indonesia. Setelah komisi melaksanakan tugas pengambil alihan, maka diangkatlah Bodardt Alexander Gerard Philip Baron Van Der Capellen ( 1816-1826 ).
            Tantangan muincul berupa kondisi perekonomian yang buruk, persaingan dagang bangsa  Inggris dan sikap bangsa Indonesia yang memusuhi Belanda. Karena itu jika ditinjau dari sejarah , maka sejak tahun 1816 sampai 1900 bangsa Indonesia jelas menantang masuk dan berkuasanya kembali Belanda. Hal ini dibuktikan dengan munculnya perlawanan besar seperti perang Diponegoro , Perang Padri, Perang Aceh, dll. Di lain pihak Belanda berusaha meredakan dan menghancurkan perlawanan dengan jalanperang dan politik devide et impera.

G. Sistem Tanam Paksa

Memasuki awal tahun 1839 keadaan ekonomi di Indonesia maupun di Belanda makin buruk. Hal ini disebabkan Belanda menghadapi perang besar baik di Indonesia maupun di Belgia yang menguras kas keuangan Pemerintah Belanda. Utang Belanda makin membengkak.
Untuk menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan, maka Gubernur Jendral Van Den Bosch berusaha mencari cara untuk mengisi kokosongan kas negara melalui peningkatan hasil produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu kemudian diterapkan sistem Cultuur Stelsel yang berakibat terjadinya sistem Tanam Paksa.
Sistem tersebut memaksa rakyat untuk membayar pajak dengan hasil tanaman yang telah ditentukan oleh Pemerintah Belanda.
Ketentuan Cultur Stelsel :
  1. Penduduk desa wajib menyediakan 1/5 atau lebih tanahnya untuk tanaman ekspor
  2. Tanah untuk menanam tanaman ekspor dibebaskan dari pajak
  3. Jenis tanaman yang ditentukan, hasilnya diserahkan kepada Pemerintah Belanda
  4. Waktu yang diperlukan untuk tanaman dagang tidak melebihi waktu untuk menanam padi
  5. Wajib Tanam Paksa dapat diganti dengan bekerja dibagian pengangkutan dan pabrik
  6. Kegagalan panen karena hama atau iklim ditanggung Pemerintah
  7. Pelaksanaanya di bawah pengawasan langsung kepala desa
 Dalam pelaksanaannya ternyata banyak terjadi penyimpangan dari ketentuan tersebut, sehingga sangat merugikan rakyat, misalnya tanah yang ditanami tanaman ekspor lebih dari 1/5, yaitu 1/3, ½ bahkan ada yang seluruh desa wajib menanam tanaman ekspor. Akibatnya rakyat tidak sempat mengolah lahan pertaniannya sendiri dan timbullah kelaparan dan kemiskinan di berbagai daerah. Di lain penduduk dikerahkan untuk bekerja di pabrik-pabrik dan perkebunan dengan upah yang sangat rendah yang tidak mencukupi untuk membeli bahan pangan.
Sistem Tanam Paksa yang mengakibatkan kelaparan dan kematian , akhirnya ditentang oleh tokoh-tokoh Belanda sendiri, diantaranya Baron van Hoevel, Edward Douwes Dekker dan Van Deventer.
E. Douwes Dekker menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia dalam buku Max Havellar dengan nama samaran pengarang Multatuli. Untuk mengatasi berbagai penderitaan rakyat maka Van Deventer mengusulkan bahwa Belanda tidak perlu mengembalikan seluruh keuntungan dari Tanam Paksa tetapi berkewajiban membalas jasa dengan jalan memperingan beban rakyat yang sangat menderita, usul tersebut mencakup tiga hal pokok, yaitu :
1.      Membangun dan memperbaiki irigasi agar lebih banyak sawah yang diairi
2.      Emigrasi dari daerah yang kurang subur dan padat ke daerah lain yang lebih subur dan jarang penduduknya
3.      Edukasi, yaitu mendidik bumiputra untuk semua golongan

Belanda kemudian menghapuskan Tanam Paksa secara bertahap, teh, nila, kayu manis dihapus (1865), tembakau(1866), tebu(1884) dan kopi(1916)

 H. Politik Pintu Terbuka

Setelah dikeluarkannya Undang-undang Agraria dan Undang-undang gula tahun 1870, maka golongan liberal di Eropa yang terdiri atas pengusaha menanamkan modalnya di Indonesia. Mereka membuka berbagai macam perkebunan yaitu tebu, teh,tembakau, kina, nila dan kopra. Masuknya pengusaha asing tersebut disebutk dengan politik pintu terbuka.
Sebagai penunjang maka dibangun sarana dan prasarana seperti irigasi, jalan raya, jembatan, rel kereta api dan dermaga. Pembangunan prasarana perhubungan tersebut dibangun dengan kerja rodi yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat. Rakyat Pulau Jawa juga mengalami kemerosotan dalam kemakmuran, kemerosotan tersebut disebabkan :
  1. Produksi bahan makanan semakin berkurang
  2. Kerja rodi terus berlanjut
  3. Sistem perpajakan yang memberatkan rakyat
  4. Adanya krisis perkebunan tahun 1885
 Dilain pihak politik pintu terbuka sangat menguntungkan pengusaha asing yaitu:
  1. Perkebunan berkembang pesat
  2. Keuntungan pengusaha asing cukup besar
  3. Kekayaan alam Indonesia mengalir ke negeri Belanda
 I.  Politik Etis

Orang-orang Belanda yang berhaluan progresif mengusulkan kepada parlemen Belanda tahun 1890 agar Pemerintah Belanda memikirkan nasib bangsa Indonesia. Belanda dinilai sudah cukup banyak mengambil kekayaan dari Indonesia
Van Deventer dalam karangannya menyebutkan bahwa Belanda telah memperoleh kekayaan yang cukup banyak dari Indonesia sebagai hasil dari jerih payah bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudah sewajarnylah jika bangsa Belanda membalas budi baik bangsa Indonesia. Salah satu caranya dengan melaksanakan Trilogi Van Deventer yaitu pendidikan, pengairan dan perpindahan penduduk.
Usulan tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda. Akan tetapi dalam pelaksanaannya diselewengkan yang antara lain :
  1. Pendidikan dilaksanakan hanya untuk tenaga kerja terdidik bagi Belanda
  2. Pengairan hanya untuk mengairi sawah-sawah yang disewa oleh pengusaha Belanda
  3. Perpindahan penduduk hanya untuk tenaga kerja yang dipekerjakan di perkebunan-perkebunan Belanda di luar Pulau Jawa
 Meskipun Politik Etis menguntungkan Belanda, namun di bidang pendidikan bangsa Indonesia sedikit memperoleh kemajuan, misalnya dibolehkannya bangsa Indonesia untuk belajar di perguruan tinggi. Kesempatan tersebut telah melahirkan golongan intelektual. Golongan terpelajar menyadari bahwa bangsa dapat mencapai kesejahteraan apabila merdeka, bebas dari penjajahan dan mengatur Pemerintah sendiri.
Mereka sebagai golongan terpelajar inilah yang menggerakan adanya Pergerakan Nasional melalui organisasi-organisasi pergerakan antara lain dr. Wahidin Sudirohusodo, dr, Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Gunawan mendirikan oranisasi Budi Utomo.


 3. Pengaruh Kolonialisme dan Imperalisme di Indonesia
    a. Pengaruh Terhadap Perubahan Politik
                  Penjajahan Belanda tidak hanya menimbulkan penderitaan dan kemiskinan bagi rakyat, tetapi juga mengakibatkan perubahan bidang politik dan pemerintahan. Para Sultan, Raja, Adipati dan kaum bangsawan kehilangan wibawa. Kekuasaan mereka tergantung kepada pemerintahan Kolonial Belanda. Para pemimpin Bumiputra tidak lagi memilih kebebasan dalam mengambil keputusan dan kebijakan. Pemerintah colonial Belanda juga turut campur dalam pengangkatan raja/ sultan, pejabat keratin dan urusan lainnya.
Hak penguasa bumi putra berkurang bahkan hilang. Tugas pegawai Belanda mengamankan kebijakan pemerintah. Akibatnya kekuasaan politik setempat runtuh, merosotnya kehidupan social ekonomi dan goyahnya tradisi dan budaya. Oleh karena itu timbul kekecewaan, kebencian dan pada akhirnya perlawanan menentang  pemerintahan colonial.

b. Pengaruh Terhadap Perubahan Sosial
                  Sejak kedatangan bangsa portugis mulai terjadi perubahan social budaya. Hal ini disebabkan selain mereka mengangkut rempah-rempah ke Eropa, mereka juga menyebarkan budaya dan agama Kristen Katolik yang sering dilakukan dengan cara paksa. Hal ini tentu saja ditentang oleh masyarakat terutama masyarakat yang telah memeluk agama islam.
Tetapi mereka tetap mempengaruhi perubahan social. Agama Katolik yang dibawa bangsa portugis dan protestan yang dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada akhirnya dianut oleh sebagian masyarakat.

c. Pengaruh Terhadap Perubahan Ekonomi
Pada awalnya kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk berdagang. Tetapi kenyataannya lambat laun mereka bukan hanya berdagang   melainkak ingin menjajah. Tujuannnya adalah untuk memonopoli perdagangan dan dengan bebas dapat membuat peraturan perdagangan serta harga pembelian. Oleh karena itu system monopoli yang dipaksakan oleh pedagang setempat kemudian menimbulkan kebencian yang menjurus kea rah permusuhan dan peperangan.

d.  Pengaruh Terhadap Perubahan Ideologi
Nilai-nilai budaya bangsa yang sudah terpaku selam berabad-abad, secara bertahap mengalami perubahan sesuai keinginan kaum imperalis dan kolonialis.
Agama Kristen yang dibawa oleh kaum imperalisme barat sering dipaksakan kepada mereka yang telah memeluk agama islam, hindu, budha atau kepercayaan leluhurnya. Masyarakat bumi putra menjadi kelas terendah di negerinya sendiri. Sedangkan bangsa kulit putih beranggapan mereka sebagai ras tertinggi dan berhak menguasai dan menindas kulit berwarna.
Untuk melestarikan kekuasaannya, Belanda menerapkan politik pecah belah sesame rakyat Indonesia sehingga memudahkan dalam menanamkam pengaruh kekuasaannya.

4.      Perlawanan Rakyat dan Kerajaan-kerajaan di Nusantara Dalam Menentang Kolonialisme dan Imperialisme Barat

A. Perlawanan pada abad ke-16 dan 18
Perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap imperialisme dan kolonialisme sudah dilakukan sejak kedatangan Portugis. Salah satunya yaitu perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Sultan Baabullah dari Ternate. Ia berhasil mengusir Portugis dari daerah itu tahun1557.
Sebelumnya, Demak berusaha menyerang Portugis di Malaka yang dipimpin Pati Unus, gagal tetapi berhasil mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahilah tahun 1527.
Setelah kedatangan Belanda yang banyak menyengsarakan rakyat yang dijajah, maka mendapat perlawanan-perlawanan terhadap dominasi Bangsa Belanda.

1.      Penyerangan Mataram terhadap VOC.
Sultan Agung sebagai raja terbesar kerajaan Mataram bercita-cita menyatukan seluruh Pulau Jawa. Karena dominasi VOC di Batavia, maka menghambat cita-citanya dan sekaligus VOC mengancam Mataram. Oleh karena itu ia bertekad mengusir Belanda dari Batavia.
Reaksi pertama Sultan Agung yaitu menyerbu kantor dagang VOC di Jepara, 18 Agustus 1618. kemudian sejak 26 Agustus 1982 Mataram menyerang dan mengepung Batavia yang dipimpin Bahurekso, Bahurekso gugur 21 Oktober 1682. dua hari kemudian Mataram menyerang kembali dengan 25000 pasukan pimpinan Surangaloga yang dimulai dengan mengepung sungai Ciliwung. Serangan tidak berhasil, pasukan Mataram ditarik kembali.
Pada 17 Juli 1629 pengepungan kedua terhadap Batavia dilakukan tapi rencana Mataram diketahui Belanda, sehingga Belanda dengan mudah mematahkannya. Perkembangan selanjutnya perlawanan dilanjutkan oleh Untung Suropati dan Trunojoyo, meskipun tidak berhasil. Mataram akhirnya jatuh ke tangan VOC.

2. Banten menentang VOC dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasamemimpin perlawanan terhadap Belanda tahun 1651, Belanda menaklukan rakyat Banten dengan praktek Devide et impera antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. Perlawanan rakyat Banten kalah dengan ditawannya Sultan Haji. Sebagai penggantinya harus menerima perjanjian dengan VOC yang isinya sebagian daerah kekuasaan Banten di serahkan kepada VOC. Oleh karena itu, sejak tahu 1682 VOC makin berkuasa di Banten.

3. Gowa Menentang VOC 
Sistem perdagangan terbuka yang dianut oleh kerajaan Gowa dianggap merugikan VOC. Karena VOC ingin menjadi penyalur dan pembeli rempah-rempah dari Maluku, maka Kerajaan Gowa harus ditaklukan. Kapal-kapal Makasar yang hilir mudik di perairan Makasar dan Maluku diganggu dan di serang, sehingga terjadilah perang tahun 1654 hingga 1655.
Untuk menaklukannya Belanda menjalankan siasat adu domba antara Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka dari Bone. Kompeni membantu Aru Palaka yang sedang bersengketa dengan Sultan Hasanudin. Perang kembali pecah tahun 1677. kompeni pimpinan Speelman menyerbu Gowa dan berakhir dengan kekalahan kerajaan Gowa.

B. Perlawanan Abad 18-19

1. Perlawanan Thomas Matulesi 1817
Belanda kembali menyerang ke Maluku berdasarkan Konvensi London (1814). Kehadirannnya sangat tidak disukai rakyat karena selama VOC berkuasa rakyat Maluku sangat menderita.
Kembalinya Belanda membuat rakyat sengsara lagi karena adanya penindasan, penyerahan wajib dan wajib kerja, pembayaran barang yang dipesan tidak sesuai dengan harga pesanan dan penyerahan tenaga untuk menjadi serdadu Belanda.
Oleh karena tindakan-tindakan tersebut maka rakyat Maluku mengadakan perlawanan di bawah pimpinan Thomas Matulesi. Serangan dimulai dengan sebuah perahu pos di Porto. Kemudian masa mengepung benteng. Pada 15 mei 1817 dan berhasil membunuh penghuninya. Benteng tersebut di rebut kembali oleh Belanda 3 Agustus 1817. dalam perlawanan ini Thomas Matulesi dibantu oleh tokoh-tokoh terkenal lainnya seperti Paulus Triago Tiahahu, Raja Tua dari Nusa Laut dan putrinya Christina Tiahahu, Anthoni Ribok, Philip Latumahina.
Perlawanan tersebut dipatahkan oleh Belanda dengan menangkap tokoh-tokoh tersebut dan dihukum mati. Dengan terbunuhnya tokoh-tokoh perlawanan rakyat Maluku, maka berakhirlah pemberontakan di Maluku.

2. Perang Padri
Awalnya merupakan perang antara kaum adat dengan kaum ulama (Padri) yang ingin menerapkan ajaran islam pada masyarakat. Kaum ulama berpakaian putih-putih sehingga di sebut golongan putih.
Perang Padri berlangsung selama 17 tahun.
a.  Periode 1821-1825
Di mana kaum adat dibantu Belanda. Kaum Padri berhasil menggagalkan penyerangan Belanda di Sulit Air. Bahkan kaum Padri menyerang pos Belanda di Semawang. Belanda kemudian mendirikan benteng di Batusangkar dengan menambah pasukan dari Batavia. Untuk menghindari korban yang besar kedua pihak sepakat mengadakan perjanjian padang tahun 1825 dengan tidak saling menyerang.
b. Periode 1826-1830
Pada periode ini Belanda berkesempatan untuk istirahat sambil menyiapkan serangan baru. Namun demikian peperangan tidak berhenti, seperti serangan kaum Padri atas kedudukan Belanda di Padang Turab. Belanda kemudian membangun Benteng di Bukittinggi dengan nama Fort de Kock.
c. Periode 1831-1838’
Belanda berusaha mengahiri perang Padri dengan menirim pasukan baru dan meningkatkan serangan secara intensif. pada tahun 1831 kaum Adat dan kaum Padri bersatu dan mengadakan serangan umum terhadap kota Bonjol tahun 1833. Namun demikian akhirnya Belanda berhasil menduduki basis-basis pertahanan kaum Padri dan Imam Bonjol sebagai pimpinan kaum Padri di ajak berunding yang akhirmya ditangkap dan dibuang ke Manado.
  3. Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro merupakan perang terbesar di Pulau Jawa dalam menghadapi Belanda dengan korban jiwa 200.000 dan harta benda yang tidak sedikit.
Perang tersebut disebabkan:
a.       Rakyat Mataram sangat menderita akibat pemerasan dari berbagai jenis pajak
b.      Kaum bangsawan dilarang menyewakan tanahnya kepada pengusaha swasta.
c.       Pangeran Diponegoro tidak puas dengan adanya campur tangan Belanda terhadap lingkungan keraton.
d.      Peristiwa Tegalrejo, dimana Belanda akan membuat jalan melalu tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin.

Pangeran Diponegoro yang dibantu oleh tokoh-tokoh ternama seperti Sentot Ali Basa Prawirodirjo, Prawirokusumo dan Kyai Mojo menggunakan siasat perang gerilya. Adapun daerah yang dijadikan markas gerilya mencakup Kalisoko, Selarong, Dakso, Plered, Bawok, Pengasuh dan Kedu.
Untuk menghadapi perlawanan yang sangat gigih dari Pangeran Diponegoro, Belanda berusaha menaklukannya dengan berbagai cara diantaranya pembangunan benteng di setiap daerah yang disebut Benteng Stelsel dari daerah yang telah direbut dari penguasaan Pangeran Diponegoro. Akibatnya ruang gerak Pangeran Diponegoro terbatas.
Belanda kemudian mengajak berunding dengan Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830 di rumah residen Kedu di Magelang. Perundingan gagal, tetapi Pangeran Diponegoro tidak dibebaskan pergi melainkan di tangkap dan dibuang ke Makasar hingga meninggal pada 8 Januari 1855.
4. Perang Aceh (1873-1904)
Perang Aceh merupakan perang terakhir dan terlama dalam melawan Belanda.
Sebab-sebab Perang Aceh:
a.       Belanda menklaim bahwa Sumatra Timur diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu sultan dalam perang saudara.
b.      Aceh merupakan daerah yang sangat penting setelah dibukanya terusan suez bagi Belanda.
c.       Politik ekspansi Belanda dalam mewujudkan Pax Nederlandica tidak terhalang lagi berdasarkan Treaty of Sumatra (1817)
d.      Aceh menolak tuntutan Belanda agar tidak berkembang lagi dengan negara-negara asing dan Aceh ingin mempertahankan kedaulatan.
            Perlawanan rakyat Aceh bersifat nasional dan keagamaan. Bersifat nasional karena bertujuan mempertahankan Aceh dari usaha penaklukan Belanda. Bersifat keagamaan karena menolak penyiaran agama kristen dan dianggap sebagai perang jihad melawan Belanda yang dianggap kafir.
Perang aceh terbagi 3 periode:  
a.       Periode 1873-1884 sebagai permulaan perang.
Belanda mengumumkan perang tanggal 26 Maret 1873 dengan kekuatan 168 perwira dan 3.193 prajurit yang dipimpin Jendral Kohler. Belanda gagal menaklukan Aceh sedangkan Jendral Kohler tewas tertembak. Pasukan Belanda kembali menyerang Aceh dengan kekuatan 8000 prajurit pimpinan Jendral J. Van Swieten bulan November 1873 dengan sasaran Masjid Raya, sedangkan Aceh dipimpin Panglima Polim. Karena perlawanan tidak seimbang, pasukan-pasukan Aceh menyingkir ke tempat lain. Istana dikuasai Belanda.
b.      Periode 1884-1896 sebagai masa konsentrasi stelsel.
Pada periode ini Belanda bertahan pada daerah-daerah yang di dudukinya karena melancarkan serangan terbuka mengalami kesulitan. Belanda kemudian membentuk pemerintahan sipil dan pos-pos penjagaan.
Teuku Umar yang menyerah kepada Belanda kemudian diperbantukan untuk menaklukan daerah-daerah lain. Tetapi pada tahun 1896 ia berhasil kabur dengan membawa 800 senjata api dan 18000 gulden. Ia menyatukan kesatuannya dengan istinya Cut Nyak Dien, sehingga pertempuran bergejolak kembali. Untuk mengatasi perlawanan rakyat Aceh yang begitu kuat, maka pemerintah Belanda menugaskan Dr. Snouck Hurgrouege untuk mempelajari adat istiadat dan budaya Aceh. Dengan cara menyamar ia hidup di tengah masyarakat dan bergaul dengan masyarakat. Dari penelitiannya di ketahui pengaruh kaum ulama sangat kuat sedangkan pengaruh sultan lemah.
Untuk itu kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah. Sedangkan kaum bangsawan diadakan pendekatan dan diangkat sebagai pamong praja. Hasil penerlitian tersebut di serahkan dan kemudian dilaksanakan pemerintah Belanda.
c.       Periode 1896-1904 sebagai masa akhir perang. Belanda mengerahkan pasukan tahun 1898 dan berhasil menduduki Pidi. Tahun 1899 Teuku Umar menyerang markas Belanda di Meulaboh. Teuku Umar gugur sedangkan Cut Nyak Dien ditawan dan dibuang ke Sumedang. Istri dan anak-anak Panglima Polim diculik termasuk istri Sultan.
Karena tekanan yang terus-menerus, banyak tentara Aceh yang terpaksa menyerah. Panglima Polim yang berhasil meloloskan diri akhirnya bersama Raja Keunda dan 50 orang pengikutnya menyerah kepada Belanda 6 September 1903. Panglima Polim diangkat Belanda menjadi Panglima Mukim XXII pada Januari 1904.
5. Perang Bali (1849-1908­)
 Hukum Tawan Karang yang diterapkan Raja Klung kung dianggap merugikan pelayaran Belanda, baik kapal maupun harta bendanya. Untuk itu Belanda kemudian mengadakan perundingan dengan raja-raja di Bali tahun 1843. Belanda menuntut dihapuskan hukum Tawan Karang termasuk menghilangkan sutte yang dianggap tidak berkeprimanusiaan. Sutte yaitu bila suami meninggal dunia maka istrinya harus ikut membakar diri waktu jenazah suaminya dibakar.
Perundingan gagal, sehingga Belanda mengadakan serangan ke kerajaan-kerajaan di Bali. Serangan pertama ke kerajaan Buleleng karena di anggap sebagai kerajaan yang terkuat dengan rajanya I Gusti Ngurah Made Karangasem dan patihnya I Gusti Ketut Jelantik pada tahun 1846. dalam serangan tersebut istana raja diduduki Belanda dan raja beserta patihnya menyingkir ke Jagaraga. Raja Buleleng akhirnya menerima perjanjian dimana daerahnya menjadi bagian dari Hindia Belanda dan memutuskan hubungan perdagangan dengan bangsa lain serta menghapus hukum Tawan Karang.
Meskipun perjanjian telah ditanda tangani, tetapi hukum Tawan Karang tetap berlaku seperti tahun  1847 dimana kapal terdampar di pantai Kasumba. Muatannya di rampas dan orangnya ditawan. Belanda kemudian menggempur kerajaan Buleleng tetapi gagal.
Tahun 1849 Belanda mengirim 4.177 prajurit dan 300 orang tenaga pengangkut dilengkapi 24 meriam, pertempuran meletus di sekitar benteng Jagaraga selama beberapa hari yang dikenal Puputan Jagaraga. Benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda, pasukan Jelantik meninggalkannya.
Pertempuran besar terjadi lagi di ibukota kerajaan Badung yang dikenal dengan Puputan Badung. Setelah pertempuran yagn luar biasa sengitnya Badung ditaklukkan. Mereka mengadakan perlawanan hingga seluruhnya gugur. Belanda kemudian melanjutkan ke Tabanan 1906 dengan perlawanan dari masyarakat yang gigih meskipun kalah. Perlawanan dari masyarakat yang gigih meskipun kalah. Perlawanan rakyat Bali terakhir yaitu pemberontakan dari raja Klungkung yang juga terjadi Puputan dimana seluruh anggota keluarga Istana gugur dalam pertempuran melawan Belanda

Pertemuan 2



B. PROSES TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL IDENTITAS INDONESIA DAN PERGERAKAN KEBANGSAAN.

1.      Latar Belakang Terbentuknya Kesadaran Nasional
a.      Adanya penindasan dan belenggu dari penjajah Belanda.
Penindasan ketidak adilan dan pemerkosaan terhadap hak asasi manusia/rakyat secara keji serta sikap diskriminasi oleh pemerintah Belanda sengat melukai hati dan harga diri rakyat Indonesia. Contoh kongkrit adalah pelaksanaan  Tanam Paksa yang mengakibatkan kelaparan dimana-mana sehingga ditentang di negeri Belanda sendiri oleh pejuang-pejuang politik liberal dan politik  Etis. Belanda juga diskriminatif dalam bidang ekonomi dan social melalui pembayaran upah yang sangat murah dan tidak adil yang mengakibatkan munculnya permusuahan social.
b.      Latar Belakang Pendidikan.
Sebagai akibat dari politik Etis, maka Belanda melaksanakan program pendidikan meskipun masih terbatas pada kalangan pegawai pemerintah, para Bupati, kaum Bangsawan dan keturunan Indo Eropa yang dapat menyekolakan anaknya. Pemerintrah Belanda mengadakan tingkat pendidikan rendah, kemudian tingkat menengah untuk persiapan yang lebih tinggi, diantaranya Gymnasium Willem di Batavia. HBS di semarang dan Batavia, begitu juga sekolah dokter tinggi STOVIA, HIS, THS dan lainnya. Begitu juga siswa-siswa yang belajar di luar negeri. Dari sekolah inilah muncul golongan cerdik pandai yang memikirkan nasib bangsanya dan memilih kesadaran nasional.

c.       Pengaruh paham-Paham Baru.
Libera;isme, Nasionalisme, Sosialisme dan demokrasi yang lahir di Eropa dan Amerika secara tidak langsung mempengaruhi politik penjajahan di Indonesia pada awal abad ke-19. Paham-paham baru tersebut membuka mata bangsa Indonesia yang harus menentukan nasib bangsanya sendiri.. Kesadaran bangsa Indonesia akibat pengaruh paham-paham baru ditambah dengan simpati dari tokoh-tokoh bangsa Belanda sendiri mendorong kaum cendikiawan bangsa Indonesia memulai perjuangannya menentang Belanda dengan mendirikan Organisasi-organisasi  Pergerakan Nasional.

d.      Nasionalisme Asia
Gerakan Nsionalisme yang berlangsung di Asia menginspirasikan Kaum Nasionalis Indonesia, seperti ; Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1905, Perlawanan Mahatma Gandhi atas Inggris di India, Pergolakan di Filipina tahun 1896 dan Revolusi di Cina tahun 1911

2.      Perkembangan Nasionalisme  Indonesia
Perkembangan Nasionalisme menjadi lebih semarak sejak berdirinya Budi Utomo hingga proklamasi Kemerdekaan. Di tinjau dari  proses perkembangan nasionalisme di Indonesia, maka terjadi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu :
a.Tahap Nasionalisme Budaya, kita melihat bahwa motivasi perjuangan organisasi yang berkembang pada masa tersebut adalah putusan-putusan yang berkaitan dengan unsur social budaya yang beralngsung dari tahun 1900-1912

b.      Tahap Nasionalisme Politik ( 1912-1921 ). Pada tahap ini menggambarkan cita-cita dan orientasi partai, pada waktu itu lebih memperhatikan unsur politik dalam setiap pengambilan keputusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan organisasi.
c. Tahap Nasionalisme Militan ( 1921-1926 ). Pada tahap ini  segala keputusan partai dan perjuangan organisasi waktu itu dilandasi oleh semangat militer yang tinggi.
d.      Tahap Nasionalisme  Politik Radikal ( 1926-1933 ). Pada tahap ini kegiatan politik radikal dikenal dengan  sikap Non Kooperatif, organisasi politik yang radikal menentang berbagai kegiatan pememrintah Belanda dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia, sehingga Belanda melakukan penangkapan-penangkapan terhadap tokoh-tokoh politik.
e. Tahap Nasionalisme Moderat ( 1933-1941 ). Pada tahap ini sikap dan tindakan partai dan organisasi  lebih moderat dan penuh pertimbangan. Hal ini menunjukan kematangan dalam berorganisasi
3.      Perkembangan Organisasi Pergerakan Nasional
a.      Budi Utomo.
           

  Budi Utomo didirikan oleh Sutomo dan kawan-kawan pada tanggal 20 mei 1908 setelah mendapat pengaruh gagasan dari DR. Wahidin Sudirohusodo. Budi Utomo memperkenalkan corak baru, yaitu kesadaran local yang diformasikan kedalam wadah organisasi modern. Dari sinilah terjadinya perubahan social politik sehingga kemudian dianggap sebagai awal Kebangkitan Nasional. Prinsip perjuangan Budi utomo :
1.      Menempuh jalan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial, prinsip ini diwakili oleh golongan muda
2.      Menempuh perjuangan dengan cara cultural, prinsip ini diwakili oleh golongan tua
      Perjuangan yang ditempuh golongan muda sangat tepat, karena berhasil mengimbangi politik pemerintah. Namum pada dekade ketiga abad 20 Organisasi Pergerakan ini mendapat tekanan dari Belanda sehingga terjadi pemisahan antara golongan moderat dan radikal. Pengaruh Budi Utomo akhirnya semakin  berkurang dan pada tahun 1935 bergabung dengan organisasi lain dengan nama Partai Indonesia  Raya.
b. Sarikat  Islam
      Didirikan tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo, sebelumnya merupakan perkumpulan dagang yaitu  Sarekat Dagang Islam, agar pedagang Islam dapat bersaing dengan pedagang asing. Perkembangan ini berkembang pesat ketika dipimpin oleh Tjokroaminoto dengan mengubah nama menjadi Sarikat Islam .
      Tujuan utama SI pada awalnya berdirinya yaitu menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang islam. Karena perkembangan SI yang sangat pesat dan menjadi organisasi masa yang besar, maka Belanda khawatir, di lain pihak Gubernur Jenderal IDENBURG tidak menolak kehadiran SI, akibatnya banyak dikritik oleh orang-orang Belanda dan para Bupati yang konserpatif. Indenburg kemudian membuat Kanalisasi guna mengurangi desakan politik yang kuat dan tidak timbul kekuatan besar yang menghancurkan pemerintah. Ia memberi badan hukum kepada SI, dan hanya memberi status badan hukum pada cabang-cabang SI, akan tetapi Central Sarikat Islam baru diberikan kemudian. Ini berarti hanya cabang lokal yang diakui secara resmi. Akibat dari politik tersebut maka pecahlah SI yang tidak diakuinya. Central Sarikat Islam oleh SI pimpinan Cokroaminoto. CSI diberi badan hukum oleh Idenburg tahun 1916.
      Pada kongres SI tahun 1916, SI mencita-citakan terbentuknya Satu Bangsa bagi penduduk Indonesia, yaitu Bangsa Indonesia. Pada kongres tahun 1917 muncul aliran revolusioner sosialis yang dipimpin Semaun dari SI Semarang, pada kongres tersebut juga diputuskan SI ikut serta dalam VOOLKRAAD. Setelah tahun 1923 SI menempuh jalan perjuangan non-kooperatif

C  Indische Partij ( IP )
IP didirikan  tanggal 25 Des 1912 di Bandung oleh Douwes Dekker yang kemudian didukung oleh Dr. Tjiptomangunkusumo dan suwardi Suryaningrat, ketiga orang tersebut dikenal dengan nama Tiga Serangkai, keanggotaannya lebih terbuka ( Pribumi, Cina, Arab maupun lainnya ). Mereka memadukan semangat Kesatuan Bangsa dengan menanamkan Nasionalisme Indonesia, sedangkan untuk menyebarkan cita-citanya dilakukan melalui Surat Kabar De Expres yang dipimpin Douwes dekker.
Ketika pemerintah Belanda sedang menyiapkan perayaan  100 tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis, Suwardi Suryaningrat menulis dalam De Expres yang sangat menimbulkan kemarahan Belanda dengan judul Als Ik Eens Nederland Was ( Seandainya Saya Seoarang Belanda ). Akibat tulisan  tersebut maka Belanda menangkap tokoh Tiga Serangkai pendiri IP. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Suwardi ke Bangka dan Tjiptomangunkusumo ke Belanda. IP merupakan organisasi per gerakan nasional Indonesia pertama yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

a.      Muhammadiy
Didirikan 18 Nov 1912 di Jogjakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Tujuannya :
1.      Memajukan pengajaran berdasarkan agama islam
2.      Memberikan pengertian ilmu agama dan cara hidup yang benar menurut peraturan agama.
Untuk mencapai tujuannya ditempuh dengan cara-cara :
1.      Mendirikan sekolah sebagai pusat pendidikan
2.      Memelihara dan merawat bangunan sekolah, masjid dan sebagainya
3.      Membantu sekolah-sekolah Islam yang memerlukan bantuan.
4.      Dibidang social, membangun rumah-rumah yatim piatu, meningkatlan dawah dan mendirikan rumah sakit.

e. Gerakan Pemuda
    Dengan berdirinya Budi Utomo, maka para pemuda di daerah
    Mendirikan organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan antara   
    lain:
1.      Tri Koro Darmo, berdiri di Jakarta tahun 1915 dengan tokoh-tokohnya R. Datiman, Wiryosanjoyo, Kadarman.
2.      Jong Sumatera  Bond, berdiri di  Jakarta 1915 dengan tokohnya Muhammad Yamin, Muhammad Hatta.
3.      Perhimpunan Pelajar – Pelajar Jakarta berdiri 1925 di Jakarta dengan tokohnya Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, dll.
4.      Jong Indonesia berdiri tahun 1927 di Bandung , kemudian diubah menjadi Pemuda Indonesia dan Putri Indonesia.

f. Partai Komunis  Indonesia
            PKI didirikan tahun 1920 sebagai Perserikatan Komunis Hindia yang kemudian pada tahun 1924 menjadi Partai Komunis Indonesia. Perserikatan Komunis Hindia sebelumnya adalah Indische Social Democratische Vereeniging yang didirikan Sneevliet merupakan partai radikal yang berhaluan komunis. Sedangkan tokoh Komunis dari Indonesia sebelumnya sebagai tokoh-tokoh Sarikat Islam yang memisahkan diri  Sarekat Islam pimpinan Cokroaminoto. Mereka yang memisahkan diri dari Sarekat Islam kemudian dikenal Sarekat Islam Merah. Tokoh-tokohnya Al Semaun, Alimin, Darsono.
      PKI mendapat kekuatan di kalangan buruh terutama buruh yang diberhentikan karena depresi ekonomi. Mereka menyerahkan pemogokan buruh kereta api tahun 1923 untuk menuntut kenaikan upah, pemogokan gagal. Tahun 1926 muncul pemberontakan di Banten yang dipengaruhi PKI  dan tahun 1927 di Minangkabau, tetapi pemberontakan tersebut ditumpas dengan cepat. Pemerintah melakukan penangkapan besar-besaran dan membuang tokoh-tokohya ke Digul serta menyatakan PKI sebagai Partai terlarang.

g. Partai Nasional Indonesia, berdiri 4 Juli 1927 di Bandung.
            Tokohnya-tokohnya antara lain Ir. Sukarno, dr. Cipto Mangunkusumo, Mr. Sunaryo, Mr. Sartono.
Tujuannnya untuk memperjuangkan  Indonesia Merdeka. Adapun asas-asasnya:
1.      Menolong diri sendiri
2.      Tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial
3.      Bersifat markanisme yaitu mendasarkan kekuatannya pada kaum marhen yaitu buruh, tani dan rakyat kecil lainnya.
Sukarno sebagai tokoh yang cerdas dan orator ulung menjadi musuh besar pemerintah kolonial. Pidatonya dapat membakar ribuan orang yang mendengar. Pada tahun 1929 Pemerintah Belanda melakukan penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI termasuk Sukarno. Ketika sedang di Pengadilan Tinggi Bandung, ia melakukan pembelaan atas dirinya dan  kawan-kawannya. Materi pembelaan kemudian dibuka dengan judul Indonesia menggugat. Pidato pembelaannya begitu brilian dan membuat orang terpesona termasuk para hakim PNI kemudian dinyatakan sebagai Partai terlarang.
h.   Partai Indonesia
            Berdiri tahun 1931 oleh Mr. Sartono, sebagai pecahan dari PNI. Asas dan tujuan sama dengan PNI. Tahun 1932 Partai Indonesia memiliki 71 cabang dengan anggota mencapai 20.000 orang. Selam Sukarno dalam pembuangan , Partindo mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan oleh  Mr. Sartono.

i.    PNI Baru
      Didrirkan oleh Soekemi tahun 1932 dengan strategi tidak beda dengan PNI maupun Partindo.
Asasnya Nasionalisme dan demokrasi. Menurut tokoh-tokoh PNI baru, kemerdekaan dapat dicapai dengan lebih dahulu mendidik rakyat agar mereka memiliki kematangan jiwa dan pengetahuan luas tentang organisasi.
      PNI Baru menempuh kolektifisme dalam ekonomi yang berarti usaha bersama untuk mengganti peranan kapitalisme.PNI Baru menggunakan garis perjuangan non kooperasi yang berakibat tokoh-tokohnya  banyak yang ditangkap seperti Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bondang, dll. Mereka dibuang ke Digul dan Bandaneira hingga tahun 1942.

j. Gerakan Wanita
      Gerakan-gerakan wanita yang berdiri dalam masa Pergerakan Nasional. Umumnya berkaitan dengan organisasi pergerakan yang sudah berdiri sebelumnya seperti dalam Muhammadiyah ada Aisyah, Muslimat pada NU, dll.
Organisasi yang terkenal diantaranya :
1.      Perserikatan Perempuan Indonesia tahun 1928.
2.      Istri Sedar, 1930 di Bandung dengan tokoh Nona Suwarno Joyyoseputro.
3.      Istri Indonesia dengan tokoh Maria Ulfa Santoso.

4. Gagasan Persatuan dan Kesatuan bangsa serta terbentuknya identitas kebangsaan
            Dalam sebuah rapat di Bandung, 17-18 Desember 1927 di bentuk PPPKI (Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia ). Sebagai federasi partai pilitik, kordinasi diperlukan untuk menghimpun kekuatan menentang musuh bersama. Pada kongres PPPKI, September 1928 membahas masalah pendidikan nasional, bank nasional dan cara-cara memperkuat kerja sama.
            Gagasan persatuan dan kesatuan bangsa diperkuat dengan Kongres Pemuda II yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pemuda yaitu Pemuda Indonesia dan PPPI ( Perhimpunan Pelajar – Pelajar Indonesia ) pada 27 – 28 Oktober 1928.
            Kongres dihadiri  oleh Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, dan Jong Batak. Dalam Kongres Pemuda II disetujui usul resolusi yang dirancang oleh Muhammad Yamin yakni Sumpah Pemuda yang berisi “ Satu Bangsa, Satu Nusa, Satu Bahasa Indonesia”. Kongres juga berhasil menetapkan ikrar atau sumpah pemuda yang selanjutnya menjadi landasan perjuangan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Sedangkan pada malam penutupan Kongres diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh penggubahnya W.R. Supratman. Ia menyanyikannya dengan biola, karena apabila dengan syairnya kemungkinan akan dilarang oleh polisi.
            Semangat persatuan dan kesatuan bangsa juga dimunculkan oleh adanya Gabungan Politik Indonesia yang terbentuk 21 Mei 1939 oleh tokoh nasional M.H. Thamrin. Organisasi yang tergabung dalam GAPI yaitu Parindra, Gerindo, Persatuan Minahasa, Partai Islam Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Pasundan dan PSII. Sehingga membentuk kekuatan nasional yang baru.
            GAPI menuntut Indonesia berparlemen tahun 1939. Sedangkan tujuan lainnya yaitu memajukan masalah ekonomi, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, lagu Indonesia Raya menjadi lagu kebangsaan dan bendera merah putih menjadi bendera Indonesia.
            Untuk lebih memantapkan perjuangan GAPI maka GAPI dan KRI (Kongres Rakyat Indonesia) pada konferensi di Yogyakarta 14 September 1941 diubahmenjadi Majelis Rakyat Indonesia ( MRI ). Karena itu MRI dianggap sebagai Badan Perwakilan Rakyat Indonesia yang akan mencapai kesentosaan dan kemuliaan berdasarkan demokrasi.
            Untuk menjawab tuntutan GAPI tentang Indonesia berparlemen, maka pemerintah Belanda membentuk Komosi Visman yang bertugas menyelidiki sampai dimana kehendak rakyat Indonesia sehubungan dengan perubahan pemerintah. Hasil Komisi tersebut menjengkelkan rakyat karena keinginan orang-orang Indonesia yang hanya menginginkan bahwa Indonesia masih tetap dalamn ikatan dengan Kerajaan Belanda.  

RANGKUMAN


1.Faktor yang mendorong orang Eropa mengadakan perjalanan ke dunia timur:
a.jatuhnya kota Konstantinopel ke Turki Usmani
      b.perjalanan Marcopolo ke dunia Timur sampai ke Cina
      c.penemuan kompas
      d.semangat reconquesta
2..Kekuasaan asing di Indonesia diawali dengan penjelajahan bangsa Spanyol sampai        kepulauan Bahama,Portugis sampai Kalkuta dan Malaka serta Ternate Belanda sampai ke Banten th.1596.Inggris sampai diindia timur        
3. Kekuasaan bangsa Eropa diIndonesia dimulai dari:
                  a.Portugis dengan menguasai monopoli dagang diTernate,Ambon dan Banda serta Timor.    
      b.Belanda melalui VOC mendapatkan hak istimewa da menjadikan    Indonesia bagian dari kerajaan belanda.
c.Daendels berkuasa di Indonesia ketika Perancis menduduki Belanda.
     d..Raffles menjadi penguasa di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan dibidang ekonomi dan pemerintahan
     d.Belanda berkuasa kembali di Indonesia berdasarkan Traktat London dan menerapkan politik tanam paksa,politik pintu terbuka dan politik Etis.
4.Kekuasaan bangsa asing mempengaruhi kehidupan politik ekonomi dan social budaya.
5.Imperialisme dan kolonialisme menimbulkan perlawanan yang hebat dari rakyat maupun kerajaan-kerajaan di nusantara seperti perlawanan Mataram,Banten,Makasar ,P.Diponegoro,Perang Aceh dan Perang Bali.
6.Kesadaran nasional terbentuk karena adanya penindasan,munculnya golongan pelajar,paham-paham baru serta nasionalinsme di Asia
7.Nasionalisme di Indonesia berkembang secara bertahap,dimulai dari Nasionalisme budaya,nasionalisme politik,nasionalisme Militan,nasionalisme politik radikal dan moderat
8.Perkembangan organesasi pergerakan nasional dimulai dari berdirinya Budi Utomo,Sarekat Islam,Indiche Partij,Muhamadiyah,Organesasi kepemudaan serta partai-partai politik yang radikal dan organesasi pergerakan Wanita.
9.Gagasan persatuan dan kesatuan bangsa serta terbentuknya identitas  kebangsaan terbukti dengan dibentuknya :
a.PPPKI ( Permufakatan Perhimpunan Politk Kebangsaan )Th.1927 sebagai federasi partai politik yang menghimpun kekuatan.
b.Terselenggaranya Konggres Pemuda II yang menghasilkan  Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
c.Tuntutan Indonesia berparlemen yang diajukan oleh GAPI ( Gabungan Politik Indonesia ) Th.1939.
d.Pembentukan Majelis Rakyat Indonesia Th.1941 sebagai badan perwakilan rakyat Indonesia.
           

SOAL-SOAL LATIHAN

A.Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1.Berikut ini yang bukan merupakan factor pendorong terjadinya Imperialisme adalah:
a.Keinginan menjadi bangsa yang jaya
b.Perasaan sebagai bangsa yang terhormat.
c.Keinginan untuk nmendapatkan daerah yang strategis
d.Keinginan untuk mensejahterakan rakyat
e.Keinginan untuk menyebarkan agama dan ideology
2.Tugas utama Daendels sebagai Gubernur Jendral di Hindia Belanda adalah:
a.Memulihkan kekuasaan Belanda
b.Mempertahankan Indonesia dari serangan Inggris
c.Merubah perekonomian Liberal
d.Merubah sistem administrasi pemerintahan
e.Mengamankan Indonesia dari serangan – serangan kerajaan di Indonesia
3.Manakah yang bukan merupakan tindakan Raffles..?
a.Mengangkat Bupati dan penguasa bumiputra sebagai pegawai pemerintah
b.Menghapus kerja paksa
c,Membuat Undang Undang Agraria
d.Melaksanakan sistem pemerintahan colonial yang bercorak barat
e.Menciptakan sistem sewa tanah

4.Dampak kolonialisme dan Imperialisme terhadap perubahan politik adalah
a.Adanya sistem pemilihan penguasa pribumi
b.Hilangnya wibawa para sultan  dan bupati serta ketergantungan kepada pemerintah  kolonial
c.Adanya pembagian pemerintahan daerah
d.Adanya sisten gaji para bupati dan sultan
e.Berkembangnya sistem demokrasi pada masyarakat desa
5.Pengaruh kebijaksanaan pemerintah Belanda dalam melaksanakan Trilogi Van Deventer adalah :
a.Jumlah sekolah semakin bertambah
b.Rakyat Indonesia menikmati pendidikan
c.Lahirnya golongan terpelajar yang memimpin pergrakan Nasional
d.Lahirnya organesasi modern
e.Masih adanya diskriminasi pendidikan
6.Sultan Ageng Tirtayasa gagal mengalahkan VOC karena……
a.Banten mengadakan hubungan dengan Negara islam
b.VOC memaksa pedagang Banten berdagang di Jakarta
c.VOC memaksa Sultan Ageng Tirtayasa mengakui kekuasaannya
d.VOC mengadakan monopoli perdagangan
e.VOC melaksanakan politik adu domba
7.Salah satu  factor dalam negeri yang mempercepat munculnya nasionalisme Indonesia adalah…..
a.Adanya penjajahan
b.Pengaruh dari pendidikan barat
c.Kemenangan Jepang atas Rusia
d.Nasionalisme Asia
e.Pax Neederlandica
8.Apakah yang menjadi prioritas kegiatan Budi Utomo  ?
a.Sosial dan Agama
b.Ekonomi dan pengajaran
c.Pendidikan dan budaya
d.Pengajaran dan social
e.Politik dan ekonomi

 9.Konggres Pemuda II yang diselenggarakan PPPI ( Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia ) bertujuan untuk…
a.Menyelenggarakan Sumpah Pemuda
b.Memperkenalkan lagu kebangsaan Indonesia Raya
c.Menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
d.Mempersatukan semua perkumpulan pemuda di Indonesia
e.Membentuk Perkumpulan Indonesia Muda
10.Gabungan Politik Indonesia ( GAPI ) tahun 1939 di bawah pimpinan M.H Thamrin mengajukan tuntutan yang terkenal yaitu :
a.Indonesia merdeka
b.Indonesia berparlemen
c.Hak otonom
d.Pembentukan Dewan Rakyat
e.Indonesia menggugat.

B.Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas !

1.Sebutkan Hak-hak istimewa yang dimiliki VOC !
2.Jelaskan sebab-sebab terjadinya perang Diponegoro !
3.Mengapa berdirinya Budi Utomo dianggap awal kebangkitan Nasional
4. Jelaskan pengaruh politik Etis terhadap pendidikan di Indonesia
5.Apa yang anda ketahui tentang Komisi Visman ?



 “SMK BISA”
“YAKIN USAHA SAMPAI”